Website Lainnya

Total Tayangan

LAYANAN

* Akses Layar46 Versi Mobile di: http://bit.ly/mPp8D6 * Download Launcher Blackberry Layar46 di: http://bit.ly/n4BNfg

FAST RESPON

SAYA ADA UNTUK ANDA

layar46. Diberdayakan oleh Blogger.

Harry-Kusbianto Juara Tenis BNI

Jakarta, Padek—Pasa­ngan tennis yang juga pe­ngu­saha asal Sumatera Ba­rat, Harry Ichlas-Kus­bian­toro sukses menjuarai Tur­namen Tenis yang dise­leng­garakan BNI. Iven dalam rangka HUT ke 66 ini ber­tajuk “BNI Tennis Olympic 2012”. Kegiatan berlangsung selama 2 hari berturut-turut, dari 21 hingga 22 Juni 2012 di Tennis Indoor Velodrome, Rawamangun Jakarta Ti­mur.

Harry-Kusbianto sukses menyisihkan 16 tim ganda putra yang merupakan na­sabah inti BNI dari berbagai wilayah se-Jabodetabek ya­ng ikut andil dalam tur­na­men tersebut.

Yang menjadi luar biasa­nya, pasangan Harry-Kus­bian­toro baru pertama kali ikut turnamen BNI dan lang­sung meraih juara satu. Ke­menangan pasangan pe­ngu­saha bahkan sudah di pre­diksi oleh para supporter, usai mengalahkan para pe­saing­nya di babak pe­nyi­sihan.

Bertumpu pada strategi permainan yang handal dan kepiawaian membaca per­mai­nan lawan, pasangan Harry dan Kus semakin tak tertandingi. Lawan terakhir di babak penyisihan Firman dan Paniran ditaklukannya dengan skor telak 8:0.

Disemi final Jumat ma­lam (22/06), lagi-lagi Harry dan Kus berjaya usai me­ng­hadapi petenis Letkol. Da­dang Suganda dan Letkol Gu­naryo. Pasangan tentara juga di rontokkan oleh Harry dan Kus dengan skor 8:4. Sejauh itu, berarti juara 2 sudah dipastikan jatuh ke­tangan pasangan pengusaha ini.

Final BNI Tennis Olympic 2012 langsung digelar hingga pukul 21.00 WIB di lokasi yang sama. Sangat mengejutkan, dua pasang petenis yang berhadapan di sesi final ini berasal dari wilayah yang sama. Harry- Kusbiantoro dari Bekasi, lawannya Abdul Manaf-Mo­hammad Yakob juga berasal dari Bekasi.

Pertandingan akhirnya dimenangkan oleh pa­sa­ngan Harry Ichlas-Kus­biantoro dengan skors fan­tastis 8:2. Penyerahan ha­diah dila­ku­kan oleh Pim­pinan BNI wi­la­yah Jakarta dan Ke­ma­yoran Sondang Gayatri.

“Kita akan ikutkan para pemenang antar wilayah ini pa­da kejuaraan tingkat na­sional nanti” ujar Gayatri.(*/ope)
Jakarta, Padek—Pasa­ngan tennis yang juga pe­ngu­saha asal Sumatera Ba­rat, Harry Ichlas-Kus­bian­toro sukses menjuarai Tur­namen Tenis yang dise­leng­garakan BNI. Iven dalam rangka HUT ke 66 ini ber­tajuk “BNI Tennis Olympic 2012”. Kegiatan berlangsung selama 2 hari berturut-turut, dari 21 hingga 22 Juni 2012 di Tennis Indoor Velodrome, Rawamangun Jakarta Ti­mur.

Harry-Kusbianto sukses menyisihkan 16 tim ganda putra yang merupakan na­sabah inti BNI dari berbagai wilayah se-Jabodetabek ya­ng ikut andil dalam tur­na­men tersebut.

Yang menjadi luar biasa­nya, pasangan Harry-Kus­bian­toro baru pertama kali ikut turnamen BNI dan lang­sung meraih juara satu. Ke­menangan pasangan pe­ngu­saha bahkan sudah di pre­diksi oleh para supporter, usai mengalahkan para pe­saing­nya di babak pe­nyi­sihan.

Bertumpu pada strategi permainan yang handal dan kepiawaian membaca per­mai­nan lawan, pasangan Harry dan Kus semakin tak tertandingi. Lawan terakhir di babak penyisihan Firman dan Paniran ditaklukannya dengan skor telak 8:0.

Disemi final Jumat ma­lam (22/06), lagi-lagi Harry dan Kus berjaya usai me­ng­hadapi petenis Letkol. Da­dang Suganda dan Letkol Gu­naryo. Pasangan tentara juga di rontokkan oleh Harry dan Kus dengan skor 8:4. Sejauh itu, berarti juara 2 sudah dipastikan jatuh ke­tangan pasangan pengusaha ini.

Final BNI Tennis Olympic 2012 langsung digelar hingga pukul 21.00 WIB di lokasi yang sama. Sangat mengejutkan, dua pasang petenis yang berhadapan di sesi final ini berasal dari wilayah yang sama. Harry- Kusbiantoro dari Bekasi, lawannya Abdul Manaf-Mo­hammad Yakob juga berasal dari Bekasi.

Pertandingan akhirnya dimenangkan oleh pa­sa­ngan Harry Ichlas-Kus­biantoro dengan skors fan­tastis 8:2. Penyerahan ha­diah dila­ku­kan oleh Pim­pinan BNI wi­la­yah Jakarta dan Ke­ma­yoran Sondang Gayatri.

“Kita akan ikutkan para pemenang antar wilayah ini pa­da kejuaraan tingkat na­sional nanti” ujar Gayatri.(*/ope)

BNI memastikan, global bond untuk investor lokal

JAKARTA. Isu likuiditas dollar bagi perbankan menjadi hal yang sangat menarik. Seretnya pasokan dollar di saat krisis membuat banyak pihak menjadi khawatir.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menegaskan penyaluran kredit valas menggunakan dana hasil obligasi global sebesar US$ 500 juta bukan ditujukan untuk penyaluran kredit di luar negeri. Meskipun dana tersebut mengalir ke kantor-kantor cabang BNI yang berada di luar.

Direktur Treasury dan Financial Institution BNI Adi Setianto memastikan, pembiayaan yang bersumber dari obligasi global tersebut diberikan kepada perusahaan Indonesia yang memiliki bisnis di luar negeri.

"Misalnya untuk membiayai supplier mereka. Kami tidak memberikan kredit di luar. Permintaan dan tagihannya tetap di Indonesia, namun pencairannya di sana," ujar Adi Jumat (22/6).

Sebagai informasi, hasil penerbitan obligasi global BNI senilai US$ 500 juta disalurkan ke lima cabang BNI di luar negeri, yaitu Singapura, Hong Kong, London, Tokyo, dan New York.

Adi menambahkan, terkait kredit valas BNI mengaku cukup konservatif, tidak ingin terlalu jor-joran mengucurkan kredit valas. Maklum, situasi krisis ekonomi global masih membayangi dan berimbas pada ketatnya likuiditas valas.

"Kami tidak memberikan kredit valas kepada nasabah yang penghasilan bisnisnya tidak memakai valas," ujar Adi.

Sementara itu, sektor yang menjadi prioritas pembiayaan kredit valas BNI mengacu pada delapan sektor unggulan BNI. Kedelapan sektor itu ialah pertanian, komunikasi, kelistrikan, perdagangan, minyak dan gas, pertambangan, konstruksi, industri permesinan, serta bahan kimia.

"Selain itu, bisnisnya harus yang berhubungan dengan Indonesia," tukas Adi.

Sampai dengan kuartal pertama 2012, penyaluran kredit valas BNI mencapai Rp 22,8 triliun dengan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) sebesar 76,6%.
JAKARTA. Isu likuiditas dollar bagi perbankan menjadi hal yang sangat menarik. Seretnya pasokan dollar di saat krisis membuat banyak pihak menjadi khawatir.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menegaskan penyaluran kredit valas menggunakan dana hasil obligasi global sebesar US$ 500 juta bukan ditujukan untuk penyaluran kredit di luar negeri. Meskipun dana tersebut mengalir ke kantor-kantor cabang BNI yang berada di luar.

Direktur Treasury dan Financial Institution BNI Adi Setianto memastikan, pembiayaan yang bersumber dari obligasi global tersebut diberikan kepada perusahaan Indonesia yang memiliki bisnis di luar negeri.

"Misalnya untuk membiayai supplier mereka. Kami tidak memberikan kredit di luar. Permintaan dan tagihannya tetap di Indonesia, namun pencairannya di sana," ujar Adi Jumat (22/6).

Sebagai informasi, hasil penerbitan obligasi global BNI senilai US$ 500 juta disalurkan ke lima cabang BNI di luar negeri, yaitu Singapura, Hong Kong, London, Tokyo, dan New York.

Adi menambahkan, terkait kredit valas BNI mengaku cukup konservatif, tidak ingin terlalu jor-joran mengucurkan kredit valas. Maklum, situasi krisis ekonomi global masih membayangi dan berimbas pada ketatnya likuiditas valas.

"Kami tidak memberikan kredit valas kepada nasabah yang penghasilan bisnisnya tidak memakai valas," ujar Adi.

Sementara itu, sektor yang menjadi prioritas pembiayaan kredit valas BNI mengacu pada delapan sektor unggulan BNI. Kedelapan sektor itu ialah pertanian, komunikasi, kelistrikan, perdagangan, minyak dan gas, pertambangan, konstruksi, industri permesinan, serta bahan kimia.

"Selain itu, bisnisnya harus yang berhubungan dengan Indonesia," tukas Adi.

Sampai dengan kuartal pertama 2012, penyaluran kredit valas BNI mencapai Rp 22,8 triliun dengan rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) sebesar 76,6%.

Komisi IV DPR akan panggil direksi BNI

Kuta (ANTARA News) - Komisi VI DPR berencana memanggil jajaran direksi dan manajemen PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk terkait kasus kepailitan yang diadukan sebelumnya oleh manajemen Hotel Bali Kuta Residence (BKR), Kuta.

"Kami berharap pihak bank tersebut dapat menerangkan permasalahan yang diadukan oleh pihak hotel itu, supaya semuanya jelas," kata Ketua Komisi IV DPR Arya Bima, sebelum melakukan kunjungan ke Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kuta, Jumat.

Dia mengatakan, selain pengaduan dari BKR, ada tiga kasus serupa yang masuk ke pihaknya. Beberapa di antaranya melibatkan bank milik pemerintah.

Menurut Politisi PDIP itu, dalam menyikapi permasalahan tersebut pihaknya tidak akan mencampuri secara hukum, namun mengambil langkah politik dengan mengumpulkan data dan informasi secara terperinci dari berbagai pihak.

"Kami akan undang semua pihak biar kelihatan aspek normatif dan hukum, sebab biasanya dewan akan mengeluarkan rekomendasi," ujarnya.

Arya menilai, permasalahan seperti itu sudah nampak di berbagai daerah. Ada yang mengakuisisi tanah adat kemudian bekerja sama dengan bank sehingga dapat dengan mudah dibeli oleh pemilik modal.

Dia menuturkan, untuk kasus BKR pihaknya merasa cukup tertarik karena biasanya hotel di sekitar Kuta, dimiliki oleh investor dari luar Bali, namun untuk sarana akomodasi yang satu ini milik putera daerah.

"Kasus kepailitan harus disikapi serius, pemerintah daerah harus mewaspadai cara-cara bisnis yang tidak fair," ucapnya.

Seperti diketahui pada awal bulan ini, Komisaris BKR, I Gusti Agung Made Agung, mengadukan kisruh kasus kepailitan yang dialaminya kepada Komisi VI DPR-RI di Jakarta, yang diterima oleh anggota dewan dari PDIP, Nyoman Damantra. (ANT)
Kuta (ANTARA News) - Komisi VI DPR berencana memanggil jajaran direksi dan manajemen PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk terkait kasus kepailitan yang diadukan sebelumnya oleh manajemen Hotel Bali Kuta Residence (BKR), Kuta.

"Kami berharap pihak bank tersebut dapat menerangkan permasalahan yang diadukan oleh pihak hotel itu, supaya semuanya jelas," kata Ketua Komisi IV DPR Arya Bima, sebelum melakukan kunjungan ke Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kuta, Jumat.

Dia mengatakan, selain pengaduan dari BKR, ada tiga kasus serupa yang masuk ke pihaknya. Beberapa di antaranya melibatkan bank milik pemerintah.

Menurut Politisi PDIP itu, dalam menyikapi permasalahan tersebut pihaknya tidak akan mencampuri secara hukum, namun mengambil langkah politik dengan mengumpulkan data dan informasi secara terperinci dari berbagai pihak.

"Kami akan undang semua pihak biar kelihatan aspek normatif dan hukum, sebab biasanya dewan akan mengeluarkan rekomendasi," ujarnya.

Arya menilai, permasalahan seperti itu sudah nampak di berbagai daerah. Ada yang mengakuisisi tanah adat kemudian bekerja sama dengan bank sehingga dapat dengan mudah dibeli oleh pemilik modal.

Dia menuturkan, untuk kasus BKR pihaknya merasa cukup tertarik karena biasanya hotel di sekitar Kuta, dimiliki oleh investor dari luar Bali, namun untuk sarana akomodasi yang satu ini milik putera daerah.

"Kasus kepailitan harus disikapi serius, pemerintah daerah harus mewaspadai cara-cara bisnis yang tidak fair," ucapnya.

Seperti diketahui pada awal bulan ini, Komisaris BKR, I Gusti Agung Made Agung, mengadukan kisruh kasus kepailitan yang dialaminya kepada Komisi VI DPR-RI di Jakarta, yang diterima oleh anggota dewan dari PDIP, Nyoman Damantra. (ANT)

Terpidana Pembobol BNI Ditangkap di Brastagi

MEDAN, KOMPAS.com — Faisal Amsir, terpidana pembobol Bank Nasional Indonesia (BNI), ditangkap tim intel Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejati Sumut) di Brastagi, Sumatera Utara, Kamis (21/6/2012) dini hari. Faisal ditangkap untuk menjalani hukuman enam tahun penjara yang telah diputuskan Mahkamah Agung (MA).

"Dia seorang wiraswasta dan membobol BNI Cabang Radio Dalam bekerja sama dengan pimpinan BNI di Jakarta Selatan (Agus Salim) pada 2002. MA pada 2010 telah memutuskan dia bersalah dan sejak itu tidak ditemukan," kata Kasipenkum Kejati Sumut, Marcos Simaremare.

Faisal dan Agus dinyatakan bersalah membobol dana di BNI Cabang Radio Dalam sebesar Rp 50 miliar dan memindahkan ke rekening pribadinya. MA menghukum Faisal 6 tahun penjara dan denda Rp 250 juta subsider 3 bulan penjara.

Dia juga diwajibkan membayar uang pengganti kerugian negara Rp 50 miliar. Marcos memaparkan, Faisal dideteksi baru sehari berada di Hotel Mickey Holiday, Brastagi. Dia mengaku sedang liburan di sana. "Sebelumnya, dia diketahui berpindah-pindah. Meski dia asli dari Langsa, keluarganya juga ada di Sumut," sebutnya.

Selanjutnya, Faisal akan dibawa ke Kejagung sebelum di serahkan ke Kejari Jakarta Selatan. Rencananya, dia akan diterbangkan melalui Bandara Polonia Medan pada sore ini.
MEDAN, KOMPAS.com — Faisal Amsir, terpidana pembobol Bank Nasional Indonesia (BNI), ditangkap tim intel Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejati Sumut) di Brastagi, Sumatera Utara, Kamis (21/6/2012) dini hari. Faisal ditangkap untuk menjalani hukuman enam tahun penjara yang telah diputuskan Mahkamah Agung (MA).

"Dia seorang wiraswasta dan membobol BNI Cabang Radio Dalam bekerja sama dengan pimpinan BNI di Jakarta Selatan (Agus Salim) pada 2002. MA pada 2010 telah memutuskan dia bersalah dan sejak itu tidak ditemukan," kata Kasipenkum Kejati Sumut, Marcos Simaremare.

Faisal dan Agus dinyatakan bersalah membobol dana di BNI Cabang Radio Dalam sebesar Rp 50 miliar dan memindahkan ke rekening pribadinya. MA menghukum Faisal 6 tahun penjara dan denda Rp 250 juta subsider 3 bulan penjara.

Dia juga diwajibkan membayar uang pengganti kerugian negara Rp 50 miliar. Marcos memaparkan, Faisal dideteksi baru sehari berada di Hotel Mickey Holiday, Brastagi. Dia mengaku sedang liburan di sana. "Sebelumnya, dia diketahui berpindah-pindah. Meski dia asli dari Langsa, keluarganya juga ada di Sumut," sebutnya.

Selanjutnya, Faisal akan dibawa ke Kejagung sebelum di serahkan ke Kejari Jakarta Selatan. Rencananya, dia akan diterbangkan melalui Bandara Polonia Medan pada sore ini.

Kaca Gerai ATM BNI Mulai Diperbaiki

TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Bentrokan antarmassa di halaman Hotel Planet Holiday Batam, Senin (18/6/2012) kemarin mengakibatkan sejumlah tempat publik rusak. Salah satunya gerai Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Negara Indonesia (BNI) 1946 yang lokasinya berada 4 meter di depan pos satpam hotel tersebut.
Tiga orang tukang kaca tengah sibuk memperbaiki kaca ATM itu. Mereka terlihat sibuk mengukur dan memotong kaca baru setebal 2 centimeter. Kemudian perlahan-lahan memasangkannya di sebelah pintu keluar masuk ATM. Prosesi perbaikan ini menjadi tontonan menarik warga yang saat kejadian tidak sempat menyaksikannya.
"Ternyata ikut pecah juga ya. Pasti menyeramkan kalau lihat kejadiannya langsung," ujar Ferry, salah seorang warga di lokasi, Selasa (19/6/2012).
Menurut tukang kaca, tim melakukan pemasangan sejak siang hari. Mereka secara hati-hati meletakkan kaca dan kemudian mengebor lubang pada kaca untuk dilekatkan di sebelah pintu ATM. Selama perbaikan ini, banyak warga yang bertanya-tanya kepada tukang kaca, hanya saja si tukang kaca tidak banyak berkomentar.
"Kami di sini memasang kaca ini atas perintah manajemen BNI. Setiap yang rusak dan perlu diganti maka kami ukur dulu. Selanjutnya dipotong sesuai ukuran dan jika sudah tepat segera dipasang,' ujar salah seorang tukang kaca di lokasi.
Hanya saja, menurut para tukang kaca, untuk memasang kaca itu tidak mudah. Alasannya, kaca yang akan dipasang cukup tebal dan memotongnya juga harus hati-hati. Mereka mengatakan, belum tahu secara keseluruhan total kaca yang rusak dan akan diganti.
"Ada kaca yang pecah lalu kami ukur dan selanjutnya dipasang. Kami belum tahu berapa banyak kaca yang akan dipasang ini. Soalnya pemasangan kaca ini tidak bisa sebentar," ujarnya.
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Bentrokan antarmassa di halaman Hotel Planet Holiday Batam, Senin (18/6/2012) kemarin mengakibatkan sejumlah tempat publik rusak. Salah satunya gerai Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Negara Indonesia (BNI) 1946 yang lokasinya berada 4 meter di depan pos satpam hotel tersebut.
Tiga orang tukang kaca tengah sibuk memperbaiki kaca ATM itu. Mereka terlihat sibuk mengukur dan memotong kaca baru setebal 2 centimeter. Kemudian perlahan-lahan memasangkannya di sebelah pintu keluar masuk ATM. Prosesi perbaikan ini menjadi tontonan menarik warga yang saat kejadian tidak sempat menyaksikannya.
"Ternyata ikut pecah juga ya. Pasti menyeramkan kalau lihat kejadiannya langsung," ujar Ferry, salah seorang warga di lokasi, Selasa (19/6/2012).
Menurut tukang kaca, tim melakukan pemasangan sejak siang hari. Mereka secara hati-hati meletakkan kaca dan kemudian mengebor lubang pada kaca untuk dilekatkan di sebelah pintu ATM. Selama perbaikan ini, banyak warga yang bertanya-tanya kepada tukang kaca, hanya saja si tukang kaca tidak banyak berkomentar.
"Kami di sini memasang kaca ini atas perintah manajemen BNI. Setiap yang rusak dan perlu diganti maka kami ukur dulu. Selanjutnya dipotong sesuai ukuran dan jika sudah tepat segera dipasang,' ujar salah seorang tukang kaca di lokasi.
Hanya saja, menurut para tukang kaca, untuk memasang kaca itu tidak mudah. Alasannya, kaca yang akan dipasang cukup tebal dan memotongnya juga harus hati-hati. Mereka mengatakan, belum tahu secara keseluruhan total kaca yang rusak dan akan diganti.
"Ada kaca yang pecah lalu kami ukur dan selanjutnya dipasang. Kami belum tahu berapa banyak kaca yang akan dipasang ini. Soalnya pemasangan kaca ini tidak bisa sebentar," ujarnya.

Kaca Kantor BNI 1946 Ikut Hancur

TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Drama amuk massa di depan pelataran Hotel Planet Holiday Batam, Senin (18/6/2012) sore masih diselidiki aparat terkait. Namun demikian, akibat tindakan kekerasan ini tidak hanya mengakibatkan korban luka-luka. Kantor Bank Negara Indonesia (BNI) 1946 yang terletak di belakang pos satpam juga diserang.
Terlihat kaca setebal 2 cm di dekat pintu masuk BNI hancur. Puing-puing kaca masih berserakan di lokasi.
Menurut Kepala Satpam BNI, John Hendri, kaca yang rusak masih dibiarkan berserakan. Menurutnya, pembersihan dilakukan jika sudah aman kondisinya.
"Saya tidak tahu pasti kronologisnya. Tapi kaca kantor sudah pecah sebagian," ujar John di lokasi.
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Drama amuk massa di depan pelataran Hotel Planet Holiday Batam, Senin (18/6/2012) sore masih diselidiki aparat terkait. Namun demikian, akibat tindakan kekerasan ini tidak hanya mengakibatkan korban luka-luka. Kantor Bank Negara Indonesia (BNI) 1946 yang terletak di belakang pos satpam juga diserang.
Terlihat kaca setebal 2 cm di dekat pintu masuk BNI hancur. Puing-puing kaca masih berserakan di lokasi.
Menurut Kepala Satpam BNI, John Hendri, kaca yang rusak masih dibiarkan berserakan. Menurutnya, pembersihan dilakukan jika sudah aman kondisinya.
"Saya tidak tahu pasti kronologisnya. Tapi kaca kantor sudah pecah sebagian," ujar John di lokasi.

BNI kucuri KPEI fasilitas "intraday" rp300 miliar

Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berkomitmen memberikan fasilitas "intraday" senilai Rp300 miliar kepada PT Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI).

Direktur Utama KPEI Hoesein mengatakan di Jakarta, Senin, fasilitas "intraday" ini merupakan fasilitas kredit yang diberikan bank pembayaran kepada perseroan untuk mendukung implementasi penyelesaian berkesinambungan (continuous settlement) dalam proses penyelesaian transaksi bursa.

"Penggunaan fasilitas `intraday` adalah untuk memenuhi hak terima uang anggota Kliring yang telah menyelesaikan seluruh kewajiban serah efeknya, sehingga pemenuhan hak terima uang Anggota Kliring ini dapat lebih cepat tanpa menunggu kewajiban serah dana dari Anggota Kliring lainnya," katanya.

Hoesein menambahkan, dengan adanya komitmen dari BBNI ini, maka total perseroan memperoleh fasilitas "intraday" senilai Rp1,69 triliun.

"Sebelumnya KPEI juga juga telah menerima fasilitas `intraday` dari empat perbankan," terangnya.

Fasilitas "intraday" ini, menurut dia, bernilai pembayaran Rp1,39 triliun, antara lain berasal dari PT Bank Permata Tbk (BNLI) sebesar Rp300 miliar, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) senilai Rp290 miliar, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp500 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp300 miliar.

Implementasi metode penyelesaian berkesinambungan ini telah dilakukan oleh KPEI sejak awal Agustus 2010 lalu.

"Metode ini merupakan salah satu usaha peningkatan layanan KPEI sebagai `central counterparty` di pasar modal Indonesia," jelasnya. (IAZ/SSB/B012)
Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berkomitmen memberikan fasilitas "intraday" senilai Rp300 miliar kepada PT Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI).

Direktur Utama KPEI Hoesein mengatakan di Jakarta, Senin, fasilitas "intraday" ini merupakan fasilitas kredit yang diberikan bank pembayaran kepada perseroan untuk mendukung implementasi penyelesaian berkesinambungan (continuous settlement) dalam proses penyelesaian transaksi bursa.

"Penggunaan fasilitas `intraday` adalah untuk memenuhi hak terima uang anggota Kliring yang telah menyelesaikan seluruh kewajiban serah efeknya, sehingga pemenuhan hak terima uang Anggota Kliring ini dapat lebih cepat tanpa menunggu kewajiban serah dana dari Anggota Kliring lainnya," katanya.

Hoesein menambahkan, dengan adanya komitmen dari BBNI ini, maka total perseroan memperoleh fasilitas "intraday" senilai Rp1,69 triliun.

"Sebelumnya KPEI juga juga telah menerima fasilitas `intraday` dari empat perbankan," terangnya.

Fasilitas "intraday" ini, menurut dia, bernilai pembayaran Rp1,39 triliun, antara lain berasal dari PT Bank Permata Tbk (BNLI) sebesar Rp300 miliar, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) senilai Rp290 miliar, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp500 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp300 miliar.

Implementasi metode penyelesaian berkesinambungan ini telah dilakukan oleh KPEI sejak awal Agustus 2010 lalu.

"Metode ini merupakan salah satu usaha peningkatan layanan KPEI sebagai `central counterparty` di pasar modal Indonesia," jelasnya. (IAZ/SSB/B012)

BNI Sumbawa Besar kembangkan pengusahaan madu hutan modern

Jakarta (ANTARA News) - Madu hutan merupakan kekayaan alam Pulau Sumbawa yang nilainya tidak terhingga. Untuk lebih memberi manfaat kepada masyarakat penggiat madu hutan, BNI Cabang Sumbawa Besar, di Provinsi NTB, memfasilitasi pengusahaan madu hutan secara modern, beberapa waktu lalu.

Pencari madu hutan di Pulau Sumbawa, terkhusus di Kabupaten Sumbawa Besar, tersebar dalam berbagai kelompok. Mereka bekerja keras mengumpulkan madu alam sumbawa dari lebah-lebah (Apis spp) di hutan yang memang terkenal berkhasiat paripurna.

Disayangkan, mereka sering menjadi sasaran eksploitasi tengkulak yang ulahnya mirip spekulan. Menentukan harga beli --bahkan mengijon-- dari pencari madu dengan harga semurah-murahnya dan menjual kepada siapa saja dengan harga setinggi mungkin. 

Posisi tawar pencari madu hutan sumbawa lemah karena berbagai hal, di antaranya pemahaman terbatas soal teknik pemanenan dan tata niaga. Kesejahteraan petani madu akan sulit ditingkatkan jika hal itu tetap terjadi. 

"Kami terpanggil membantu meningkatkan taraf hidup petani madu setempat melalui pelatihan cara panen dan pengolahan madu. Instrumen pendukung juga disiapkan," kata Pemimpin Cabang BNI Sumbawa Besar, Gusti Nyoman Dharma Putera, yang suka disapa Gustra.

Bank pemerintah itu, katanya, memiliki dana bina lingkungan yang kali ini disalurkan hingga ratusan juta rupiah kepada petani madu sumbawa melalui Jaringan Madu Hutan Sumbawa dan Yayasan Masyarakat Nusa Tenggara. Dari pihak mitra, terdapat M Rakib yang ketua JMHS dan para stafnya.

Mereka pada saat itu meresmikan Rumah Madu Sumbawa, di Kota Sumbawa Besar, yang menjadi percontohan pengembangan pengusahaan madu hutan sumbawa secara lebih modern. 

Secara angka, permintaan madu hutan sumbawa dari Jakarta sebanyak 10 ton pada 2008-2011. Permintaan itu bisa meningkat sejalan pemahaman masyarakat akan manfaat madu bagi manusia dan di bidang-bidang lain, semisal bumbu penyedap masakan dan pendukung pengobatan.

Pemerintah melalui SNI, juga mempunyai satu standar kualitas madu hutan, di antaranya kandungan air sekitar 22 persen terhadap bobot madu.

"Namun bukan itu saja, melalui program BNI Go Green, kami ingin memberi kontribusi kepada masyarakat setempat di mana kami beroperasi selama ini berupa peningkatan keterampilan. Produktivitas madu hutan bisa lestari dan kualitasnya semakin meningkat," kata Gustra.

Salah satu hal pokok adalah teknik dan alat untuk "memeras" nektar madu dari sarang-sarang lebah madu itu. Semakin bersih alias bebas dari lilin penyusun sarang maka semakin baik kualitas rendemen madu hutan itu. Jika itu terjadi dan dipertahankan niscaya petani madu akan semakin baik penghasilannya. 

Alat untuk meningkatkan volume, kemurnian, dan kebersihan rendemen nektar itu telah ditemukan. Tinggal saja menularkan kemampuan pemakaian alat ini kepada para petani madu hutan sumbawa.  

Itu sebagian dari makna kehadiran BNI Go Green di Sumbawa Besar. (*)
Jakarta (ANTARA News) - Madu hutan merupakan kekayaan alam Pulau Sumbawa yang nilainya tidak terhingga. Untuk lebih memberi manfaat kepada masyarakat penggiat madu hutan, BNI Cabang Sumbawa Besar, di Provinsi NTB, memfasilitasi pengusahaan madu hutan secara modern, beberapa waktu lalu.

Pencari madu hutan di Pulau Sumbawa, terkhusus di Kabupaten Sumbawa Besar, tersebar dalam berbagai kelompok. Mereka bekerja keras mengumpulkan madu alam sumbawa dari lebah-lebah (Apis spp) di hutan yang memang terkenal berkhasiat paripurna.

Disayangkan, mereka sering menjadi sasaran eksploitasi tengkulak yang ulahnya mirip spekulan. Menentukan harga beli --bahkan mengijon-- dari pencari madu dengan harga semurah-murahnya dan menjual kepada siapa saja dengan harga setinggi mungkin. 

Posisi tawar pencari madu hutan sumbawa lemah karena berbagai hal, di antaranya pemahaman terbatas soal teknik pemanenan dan tata niaga. Kesejahteraan petani madu akan sulit ditingkatkan jika hal itu tetap terjadi. 

"Kami terpanggil membantu meningkatkan taraf hidup petani madu setempat melalui pelatihan cara panen dan pengolahan madu. Instrumen pendukung juga disiapkan," kata Pemimpin Cabang BNI Sumbawa Besar, Gusti Nyoman Dharma Putera, yang suka disapa Gustra.

Bank pemerintah itu, katanya, memiliki dana bina lingkungan yang kali ini disalurkan hingga ratusan juta rupiah kepada petani madu sumbawa melalui Jaringan Madu Hutan Sumbawa dan Yayasan Masyarakat Nusa Tenggara. Dari pihak mitra, terdapat M Rakib yang ketua JMHS dan para stafnya.

Mereka pada saat itu meresmikan Rumah Madu Sumbawa, di Kota Sumbawa Besar, yang menjadi percontohan pengembangan pengusahaan madu hutan sumbawa secara lebih modern. 

Secara angka, permintaan madu hutan sumbawa dari Jakarta sebanyak 10 ton pada 2008-2011. Permintaan itu bisa meningkat sejalan pemahaman masyarakat akan manfaat madu bagi manusia dan di bidang-bidang lain, semisal bumbu penyedap masakan dan pendukung pengobatan.

Pemerintah melalui SNI, juga mempunyai satu standar kualitas madu hutan, di antaranya kandungan air sekitar 22 persen terhadap bobot madu.

"Namun bukan itu saja, melalui program BNI Go Green, kami ingin memberi kontribusi kepada masyarakat setempat di mana kami beroperasi selama ini berupa peningkatan keterampilan. Produktivitas madu hutan bisa lestari dan kualitasnya semakin meningkat," kata Gustra.

Salah satu hal pokok adalah teknik dan alat untuk "memeras" nektar madu dari sarang-sarang lebah madu itu. Semakin bersih alias bebas dari lilin penyusun sarang maka semakin baik kualitas rendemen madu hutan itu. Jika itu terjadi dan dipertahankan niscaya petani madu akan semakin baik penghasilannya. 

Alat untuk meningkatkan volume, kemurnian, dan kebersihan rendemen nektar itu telah ditemukan. Tinggal saja menularkan kemampuan pemakaian alat ini kepada para petani madu hutan sumbawa.  

Itu sebagian dari makna kehadiran BNI Go Green di Sumbawa Besar. (*)

BNI Salurkan Kredit Obati Penderita Tunarungu

Metrotvnews.com, Jakarta: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menyalurkan kredit tanpa agunan sebesar 750 ribu dolar AS. Kredit tanpa agunan itu akan diberikan kepada 30 balita penderita tunarungu.

"Kredit ini dilakukan untuk membantu memberikan solusi bagi para penderita masalah pendengaran (tunarungu). Oleh karena itu kami bekerjasama dengan Indonesia Hearing Foundation (IHF). IHF ini masuk ke dalam bagian The Hearing Solution Group (THSG). THSG inilah yang menyediakan alat bantu dengar dengan kualitas terbaik," kata Vice President Consumer and Retail Lending BNI, Indrastomo Nugroho, di Jakarta, Senin (11/06).

Ia menjelaskan kredit itu dapat menjadi solusi pembiayaan kepada orangtua yang ingin mengobati anak-anaknya. Khususnya yang masih balita.

"Ini murni kredit. Namun yang berbeda adalah tanpa agunan dan suku bunga yang diberikan lebih rendah dari biasanya. Jangka waktu pengembaliannya satu tahun hingga lima tahun," jelas Indrastomo.

Indrastomo menambahkan pengembalian satu tahun hingga 3,5 tahun akan dikenakan suku bunga sebesar 9,5 persen. Lalu untuk pengembalian 3,5 tahun hingga lima tahun akan dikenakan suku bungan 10,5 persen.

"Dalam meminjam kredit ini pun tetap harus melewati proses verifikasi data terlebih dahulu. Bank harus bisa memastikan bahwa orang yang meminjam kredit bisa mengembalikan pinjamannya," imbuhnya.

Sementara itu, Chairman of IHF Johnwei Muljono mengutarakan layanan itu sebagai pilot project (pertama kali) di Indonesia. Kredit tanpa agunan merupakan solusi bagi orangtua yang ingin meminjam uang untuk dapat mengintervensi secara dini balitanya yang mengalami masalah pendengaran.

"Usia itu paling penting. Jika semakin cepat kita mengintervensi maka semakin besar kesempatan sembuhnya. Bila mengintervensi secara dini (usia balita/golden age) kesempatan pendengarannya menjadi normal adalah 90 persen. Oleh karena itu kerjasama dengan BNI ini bisa membantu orangtua mendapatkan uang pinjaman sesegara mungkin," tuturnya.

Menurutnya, usia anak-anak merupakan masa emas dalam perkembangan seseorang. Jika penderita tunarungu dapat ditangani secara dini, maka kemungkinan terganggunya perkembangan mental dan kognitif dapat diminimalisasi.

"Setiap anak dengan gangguan pendegaran berpotensi berkontribusi kepada keluarga, komunitas, masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu jika kita mengintervensi secara dini, mereka tidak akan menjadi beban. Baik bagi keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara," terang Johnwei. (MI/RRN)
Metrotvnews.com, Jakarta: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menyalurkan kredit tanpa agunan sebesar 750 ribu dolar AS. Kredit tanpa agunan itu akan diberikan kepada 30 balita penderita tunarungu.

"Kredit ini dilakukan untuk membantu memberikan solusi bagi para penderita masalah pendengaran (tunarungu). Oleh karena itu kami bekerjasama dengan Indonesia Hearing Foundation (IHF). IHF ini masuk ke dalam bagian The Hearing Solution Group (THSG). THSG inilah yang menyediakan alat bantu dengar dengan kualitas terbaik," kata Vice President Consumer and Retail Lending BNI, Indrastomo Nugroho, di Jakarta, Senin (11/06).

Ia menjelaskan kredit itu dapat menjadi solusi pembiayaan kepada orangtua yang ingin mengobati anak-anaknya. Khususnya yang masih balita.

"Ini murni kredit. Namun yang berbeda adalah tanpa agunan dan suku bunga yang diberikan lebih rendah dari biasanya. Jangka waktu pengembaliannya satu tahun hingga lima tahun," jelas Indrastomo.

Indrastomo menambahkan pengembalian satu tahun hingga 3,5 tahun akan dikenakan suku bunga sebesar 9,5 persen. Lalu untuk pengembalian 3,5 tahun hingga lima tahun akan dikenakan suku bungan 10,5 persen.

"Dalam meminjam kredit ini pun tetap harus melewati proses verifikasi data terlebih dahulu. Bank harus bisa memastikan bahwa orang yang meminjam kredit bisa mengembalikan pinjamannya," imbuhnya.

Sementara itu, Chairman of IHF Johnwei Muljono mengutarakan layanan itu sebagai pilot project (pertama kali) di Indonesia. Kredit tanpa agunan merupakan solusi bagi orangtua yang ingin meminjam uang untuk dapat mengintervensi secara dini balitanya yang mengalami masalah pendengaran.

"Usia itu paling penting. Jika semakin cepat kita mengintervensi maka semakin besar kesempatan sembuhnya. Bila mengintervensi secara dini (usia balita/golden age) kesempatan pendengarannya menjadi normal adalah 90 persen. Oleh karena itu kerjasama dengan BNI ini bisa membantu orangtua mendapatkan uang pinjaman sesegara mungkin," tuturnya.

Menurutnya, usia anak-anak merupakan masa emas dalam perkembangan seseorang. Jika penderita tunarungu dapat ditangani secara dini, maka kemungkinan terganggunya perkembangan mental dan kognitif dapat diminimalisasi.

"Setiap anak dengan gangguan pendegaran berpotensi berkontribusi kepada keluarga, komunitas, masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu jika kita mengintervensi secara dini, mereka tidak akan menjadi beban. Baik bagi keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara," terang Johnwei. (MI/RRN)

BNI bantu 174 mahasiswa berprestasi Universitas Diponegoro

Semarang (ANTARA News) - PT Bank Negara Indonesia (BNI) Wilayah Semarang menyalurkan bantuan beasiswa kepada 174 mahasiswa berprestasi dari Universitas Diponegoro Semarang sebagai komitmen dalam memajukan pendidikan.

"Selama ini BNI peduli untuk bidang pendidikan, baik pendidikan usia dini hingga pendidikan perguruan tinggi," kata Chief Executive Officer PT BNI Wilayah Semarang, Bambang Kuncoro, di Semarang, Jumat.

Hal tersebut diungkapkan dia usai penyerahan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi Undip dengan total bantuan senilai Rp993,6 juta yang diberikan kepada 174 mahasiswa Undip yang berasal dari berbagai fakultas dan jurusan.

Ia menjelaskan sebenarnya ada dua kategori beasiswa yang diberikan BNI untuk membantu pengembangan pendidikan, yakni kepada mereka yang dalam kondisi tidak mampu secara ekonomi, serta mereka yang pintar dan berprestasi.

Beasiswa yang disalurkan kepada 174 mahasiswa Undip itu merupakan kategori mahasiswa berprestasi, kata dia, dengan total nilai Rp993,6 juta untuk tahap pertama dari beasiswa pendidikan yang akan disalurkan tahun ini kepada Undip.

Menurut dia, pihaknya sampai saat ini setidaknya telah menyalurkan beasiswa pendidikan mencapai Rp1,7 miiar yang disalurkan kepada para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di wilayah Jawa Tengah.

Sementara itu, Rektor Undip Prof Sudharto P. Hadi menjelaskan bahwa sampai saat ini setidaknya ada 1.650 mahasiswa yang terbantu melalui beasiswa, baik dari pihak swasta maupun pemerintah melalui beasiswa "Bidik Misi".

Untuk tahun ini, kata dia, Undip mendapatkan kuota penerima Bidik Misi sebanyak 600 mahasiswa, dan mengajukan penambahan kuota penerima Bidik Misi kepada pemerintah sebanyak 400 mahasiswa, menjadi 1.000 penerima.

"Kami tetap akan komitmen membantu 20 persen mahasiswa tidak mampu dari total kuota yang dimiliki Undip tahun ini, salah satunya dengan menggandeng pihak ketiga untuk membantu, termasuk dengan BNI," kata Sudharto. (*)
Semarang (ANTARA News) - PT Bank Negara Indonesia (BNI) Wilayah Semarang menyalurkan bantuan beasiswa kepada 174 mahasiswa berprestasi dari Universitas Diponegoro Semarang sebagai komitmen dalam memajukan pendidikan.

"Selama ini BNI peduli untuk bidang pendidikan, baik pendidikan usia dini hingga pendidikan perguruan tinggi," kata Chief Executive Officer PT BNI Wilayah Semarang, Bambang Kuncoro, di Semarang, Jumat.

Hal tersebut diungkapkan dia usai penyerahan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi Undip dengan total bantuan senilai Rp993,6 juta yang diberikan kepada 174 mahasiswa Undip yang berasal dari berbagai fakultas dan jurusan.

Ia menjelaskan sebenarnya ada dua kategori beasiswa yang diberikan BNI untuk membantu pengembangan pendidikan, yakni kepada mereka yang dalam kondisi tidak mampu secara ekonomi, serta mereka yang pintar dan berprestasi.

Beasiswa yang disalurkan kepada 174 mahasiswa Undip itu merupakan kategori mahasiswa berprestasi, kata dia, dengan total nilai Rp993,6 juta untuk tahap pertama dari beasiswa pendidikan yang akan disalurkan tahun ini kepada Undip.

Menurut dia, pihaknya sampai saat ini setidaknya telah menyalurkan beasiswa pendidikan mencapai Rp1,7 miiar yang disalurkan kepada para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di wilayah Jawa Tengah.

Sementara itu, Rektor Undip Prof Sudharto P. Hadi menjelaskan bahwa sampai saat ini setidaknya ada 1.650 mahasiswa yang terbantu melalui beasiswa, baik dari pihak swasta maupun pemerintah melalui beasiswa "Bidik Misi".

Untuk tahun ini, kata dia, Undip mendapatkan kuota penerima Bidik Misi sebanyak 600 mahasiswa, dan mengajukan penambahan kuota penerima Bidik Misi kepada pemerintah sebanyak 400 mahasiswa, menjadi 1.000 penerima.

"Kami tetap akan komitmen membantu 20 persen mahasiswa tidak mampu dari total kuota yang dimiliki Undip tahun ini, salah satunya dengan menggandeng pihak ketiga untuk membantu, termasuk dengan BNI," kata Sudharto. (*)

BNI-Okazaki Shinkin Bank Kerja Sama

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk bekerja sama dengan Okazaki Shinkin Bank. Lembaga keuangan di Jepang itu merupakan salah satu credit union terbesar di region Tokai, dengan 97 cabang yang tersebar di wilayah Aichi Perfecture.
Kerjasama ditandangani Abdullah Firman Wibowo, General Manager Internasional BNI dengan Ichiro Ohbayashi, President Okazaki Shinkin Bank di Okazaki, Jepang, Kamis (7/6). Langkah ini merupakan inisiatif BNI dalam memperluas jaringan yang mendukung bisnis perbankan dan transaksi internasional.
Kerjasama ini merupakan komitmen BNI , sebagai bank nasional di Indonesia yang memiliki jaringan internasional, kata Firman.
BNI memiliki cabang di Jepang dengan status full license branch. Dengan demikian, sampai saat ini BNI telah bekerja sama dengan 12 bank regional di Jepang.
Okazaki Shinkin Bank yang berdiri sejak 18 Juli 1924 memiliki nasabah utama perusahan-perusahaan berskala menengah yang bergerak di bidang antara lain manufaktur, machinery, processing , dan precision instruments. Dengan kerjasama ini , nasabah Okazaki Shinkin Bank yang melakukan investasi di Indonesia akan mendapatkan layanan perbankan dari cabang-cabang BNI di dalam negeri.
JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk bekerja sama dengan Okazaki Shinkin Bank. Lembaga keuangan di Jepang itu merupakan salah satu credit union terbesar di region Tokai, dengan 97 cabang yang tersebar di wilayah Aichi Perfecture.
Kerjasama ditandangani Abdullah Firman Wibowo, General Manager Internasional BNI dengan Ichiro Ohbayashi, President Okazaki Shinkin Bank di Okazaki, Jepang, Kamis (7/6). Langkah ini merupakan inisiatif BNI dalam memperluas jaringan yang mendukung bisnis perbankan dan transaksi internasional.
Kerjasama ini merupakan komitmen BNI , sebagai bank nasional di Indonesia yang memiliki jaringan internasional, kata Firman.
BNI memiliki cabang di Jepang dengan status full license branch. Dengan demikian, sampai saat ini BNI telah bekerja sama dengan 12 bank regional di Jepang.
Okazaki Shinkin Bank yang berdiri sejak 18 Juli 1924 memiliki nasabah utama perusahan-perusahaan berskala menengah yang bergerak di bidang antara lain manufaktur, machinery, processing , dan precision instruments. Dengan kerjasama ini , nasabah Okazaki Shinkin Bank yang melakukan investasi di Indonesia akan mendapatkan layanan perbankan dari cabang-cabang BNI di dalam negeri.

Support TdS, BNI Kerahkan Unit BLG

Padang, Padek—Salah satu sponsor dalam iven Tour de Singkarak (TdS) 2012, PT BNI Wilayah Padang mem­be­rikan kemudahaan bagi para peserta lomba TdS dan masyarakat umum untuk bertransaksi atau pun penu­karan mata uang dari dolar ke rupiah. BNI menyediakan satu unit armada berupa kendaraan BNI Layanan Gerak (BLG) yang ditempat­kan di lokasi yang mudah di­jangkau para peserta lomba.

“Dengan adanya BLG itu menjadikan peserta tidak dire­potkan lagi untuk harus pergi terlalu jauh dari tem­pat pengi­napannya guna mendapatkan uang cash atau bertransaksi dalam ben­tuk lainnya,” ung­kap Pe­mim­pin Kelompok Pe­nun­­jang Bisnis BNI Regional Sum­­­bar, Riau dan Jambi, Su­ryana didampingi Staf Humas BNI wilayah Padang Indra Wahyu, Minggu (3/6).

Dari keberadaan unit mo­bile yang dilengkapi dengan dua mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dan juga dua orang teller itu, menurut Su­ryana, cukup efektif dan cukup membantu peserta TdS, khu­susnya yang berasal dari luar negeri. “Kita kan tahu, untuk Sabtu Minggu, Bank tidak buka kantor. Nah dengan BLG inilah peserta TdS bisa ber­transaksi, baik berupa transfer uang mau­pun penukaran mata uang yang mereka miliki (do­lar, red) ke mata uang rupiah,” sebutnya.

Tidak hanya di Sawah­lunto, penempatan unit BLG BNI itu pun dipindahkan ke beberapa kabupaten kota yang menjadi lokasi penye­lenggara TdS. Bisa kami jelaskan daerah yang men­jadi rute TdS akan kami drop BLG itu ke sana hingga pe­nyelenggaraan TdS usai,” kata Indra Wahyu. (zil)
Padang, Padek—Salah satu sponsor dalam iven Tour de Singkarak (TdS) 2012, PT BNI Wilayah Padang mem­be­rikan kemudahaan bagi para peserta lomba TdS dan masyarakat umum untuk bertransaksi atau pun penu­karan mata uang dari dolar ke rupiah. BNI menyediakan satu unit armada berupa kendaraan BNI Layanan Gerak (BLG) yang ditempat­kan di lokasi yang mudah di­jangkau para peserta lomba.

“Dengan adanya BLG itu menjadikan peserta tidak dire­potkan lagi untuk harus pergi terlalu jauh dari tem­pat pengi­napannya guna mendapatkan uang cash atau bertransaksi dalam ben­tuk lainnya,” ung­kap Pe­mim­pin Kelompok Pe­nun­­jang Bisnis BNI Regional Sum­­­bar, Riau dan Jambi, Su­ryana didampingi Staf Humas BNI wilayah Padang Indra Wahyu, Minggu (3/6).

Dari keberadaan unit mo­bile yang dilengkapi dengan dua mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dan juga dua orang teller itu, menurut Su­ryana, cukup efektif dan cukup membantu peserta TdS, khu­susnya yang berasal dari luar negeri. “Kita kan tahu, untuk Sabtu Minggu, Bank tidak buka kantor. Nah dengan BLG inilah peserta TdS bisa ber­transaksi, baik berupa transfer uang mau­pun penukaran mata uang yang mereka miliki (do­lar, red) ke mata uang rupiah,” sebutnya.

Tidak hanya di Sawah­lunto, penempatan unit BLG BNI itu pun dipindahkan ke beberapa kabupaten kota yang menjadi lokasi penye­lenggara TdS. Bisa kami jelaskan daerah yang men­jadi rute TdS akan kami drop BLG itu ke sana hingga pe­nyelenggaraan TdS usai,” kata Indra Wahyu. (zil)

Kampoeng BNI untuk Perikanan di Muara Angke

JAKARTA, KOMPAS.com -- Bank Negara Indonesia mengembangkan kemitraan dengan usaha kecil perikanan di Muara Angke, Jakarta Utara, dan Desa Tambak Sumur, Kabupaten Karawang (Jawa Barat). Program kemitraan usaha yang disebut Kampoeng BNI itu berupa pembiayaan sebesar Rp 22,1 miliar untuk 80 usaha kecil.
Hal itu dikemukakan Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo, di Jakarta, Selasa (5/6/2012), dalam peresmian kawasan Muara Angke sebagai program Kampoeng BNI Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional dan Desa Tambak Sumur sebagai Kampoeng BNI Bandeng Karawang.
"Kami berharap melalui bantuan penyaluran kredit nelayan dan pembudidaya dapat meningkatkan usaha sehingga memberi nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan," ujar Gatot.
Program Kampoeng BNI di Muara Angke dan Karawang merupakan yang kedelapan. Sebelumnya, Kampoeng BNI telah dikembangkan di daerah-daerah lain, di antaranya Kampoeng BNI Sapi di Subang (Jawa Barat), Kampoeng BNI Jambu Mete di Imogiri (Yogyakarta), dan Kampeng BNI Tenun Songket di Ogan Ilir (Sumatera Selatan).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Radjasa mengapresiasi upaya BNI untuk menggarap pembiayaan UKM melalui pembentukan kampoeng-kampoeng. Konsep kemitraan itu akan mendorong peningkatan usaha, produksi, kualitas produk, dan kesejahteraan masyarakat.
"Kalau program serupa dilakukan dengan perbankan lain secara sinergi, akan mendorong pengembangan usaha di masyarakat, dan menekan kemiskinan," kata Hatta.
Program pembiayaan itu perlu ditopang dengan peningkatan kewirausahaan.
JAKARTA, KOMPAS.com -- Bank Negara Indonesia mengembangkan kemitraan dengan usaha kecil perikanan di Muara Angke, Jakarta Utara, dan Desa Tambak Sumur, Kabupaten Karawang (Jawa Barat). Program kemitraan usaha yang disebut Kampoeng BNI itu berupa pembiayaan sebesar Rp 22,1 miliar untuk 80 usaha kecil.
Hal itu dikemukakan Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo, di Jakarta, Selasa (5/6/2012), dalam peresmian kawasan Muara Angke sebagai program Kampoeng BNI Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional dan Desa Tambak Sumur sebagai Kampoeng BNI Bandeng Karawang.
"Kami berharap melalui bantuan penyaluran kredit nelayan dan pembudidaya dapat meningkatkan usaha sehingga memberi nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan," ujar Gatot.
Program Kampoeng BNI di Muara Angke dan Karawang merupakan yang kedelapan. Sebelumnya, Kampoeng BNI telah dikembangkan di daerah-daerah lain, di antaranya Kampoeng BNI Sapi di Subang (Jawa Barat), Kampoeng BNI Jambu Mete di Imogiri (Yogyakarta), dan Kampeng BNI Tenun Songket di Ogan Ilir (Sumatera Selatan).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Radjasa mengapresiasi upaya BNI untuk menggarap pembiayaan UKM melalui pembentukan kampoeng-kampoeng. Konsep kemitraan itu akan mendorong peningkatan usaha, produksi, kualitas produk, dan kesejahteraan masyarakat.
"Kalau program serupa dilakukan dengan perbankan lain secara sinergi, akan mendorong pengembangan usaha di masyarakat, dan menekan kemiskinan," kata Hatta.
Program pembiayaan itu perlu ditopang dengan peningkatan kewirausahaan.

BNI Luncurkan Kartu Kredit BNI-Unsri Card

Palembang, InfoPublik - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk meluncurkan BNI-Unsri Affinity Card, Rabu (30/5) di Aula Magister Manajemen Unsri, Palembang, sebagai bagian dari strategi pengembangan card business melalui penerbitan Affinity Card.
Peluncuran ditandai dengan penyerahan simbolis BNI-Unsri Card Platinum oleh Pemimpin BNI Wilayah Palembang Jeffry AM Dendeng, kepada Rektor Unsri Badia Perizade, serta penyerahan BNI-Unsri Card oleh Dodit Wiweko Probojakti selaku General Manager Divisi Bisnis Kartu.
Dodit Wiweko Probojakti mengatakan, peluncuran BNI-Unsri Card ini bagian dari strategi pengembangan card business melalui penerbitan Affinity Card. “Affinity Card ini telah dikembangkan sejak tahun 2001 dengan 26 perguruan tinggi negeri di Indonesia,” katanya.
Antara lain Universitas Indonesia, Insitut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gajah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas Mulawarman, Udayana.
“BNI menjadi bank untuk para mahasiswa bertransaksi, memiliki kartu mahasiswa, membayar uang kuliah,” kata Dodit.
Ia berharap kerja sama ini berdampak positif bagi BNI dan Unsri. Bersama varian kartu kredit lainnya, BNI saat ini telah punya lebih dari 2 juta kartu kredit di Indonesia.
Dodit menerangkan, BNI-Unsri Card ini ada dua jenis, Emas dan Platinum. Fungsinya seperti kartu kredit lainnya, yaitu untuk transaksi belanja di merchant bertanda VISA di seluruh dunia. Dengan adanya kartu ini,  makin banyak transaksi makin banyak pula yang akan dikontribusikan langsung bagi Unsri, sebesar Rp 3 per mil.
Artinya setiap nilai Rp1.000 per transaksi di kartu ini, Rp3 disisipkan untuk Unsri, yang bisa dipergunakan untuk berbagai kepentingan atau kegiatan. Seperti penambahan jumlah buku di perpustakaan, membangun fasilitas umum, menyediakan beasiswa bagi para mahasiswa.
Unsri dibidik karena universitas ini sangat potensial. Di sini,  ada 80.000 mahasiswa, 6.000 lulusan Unsri setiap tahunnya, ada sekitar 1.800 karyawan dan dosen dari 10 fakultas. Melihat potensi dari Unsri itu, BNI merasa tidak akan sulit untuk mendapatkan 2.500 kartu kredit dalam tahun pertama.
Dodit menerangkan, ada beberapa cara untuk mengenalkan kartu ini. Antara lain lewat media, melalui Dies Natalis Unsri, dan temu alumni. Sementara pertumbuhan kartu kredit BNI kini melampaui industri kartu kredit di Indonesia yang sebesar 9 persen. ”Target kami pada akhir tahun ini bisa mencapai 2 juta kartu,” ujar Dodit.
Nilai transaksi dari 1,8 juta kartu tersebut Rp5,2 triliun pada Maret 2012, tumbuh 41 persen ketimbang Maret 2011 yang sebesar 12 persen. Diperkirakan, nilai transaksi akhir tahun ini bisa mencapai Rp18,1 triliun.
Pemimpin BNI Wilayah Palembang, Jeffry AM Dendeng, mengatakan, peluncuran kartu ini merupakan tindak lanjut kerja sama antara BNI dengan Unsri. “Kerja sama dengan Unsri berjalan baik, ada loyalitas. Kita berharap kerja sama ini berlanjut,” katanya.
Rektor Unsri Badia Perizade, menyambut baik peluncuran Kartu Kredit BNI Affinity, BNI-Unsri Card Visa Platinum, dengan mengatakan kerja sama ini merupakan upaya Unsri memberikan fasilitas penunjang bagi alumni dan civitas akademika.
“Upaya ini diharapkan  dapat memperkuat dukungan para alumni terhadap perkembangan almamaternya,” kata Badia.
Sementara Wakil Gubernur Sumatra Selatan Eddy Yusuf mengapresiasi kerja sama kedua lembaga ini.
Menurutnya, dengan hadirnya kartu kredit Annifity BNI-Unsri bisa lebih memudahkan untuk bertransaksi. “Ya kontribusi ini sangat bagus. Kita harapkan juga kontribusi seperti ini sampai ke lembaga lainnya, bukan hanya ke akademik saja,” kata Eddy Yusuf. (Rindu Puji Lestari/toeb)
Palembang, InfoPublik - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk meluncurkan BNI-Unsri Affinity Card, Rabu (30/5) di Aula Magister Manajemen Unsri, Palembang, sebagai bagian dari strategi pengembangan card business melalui penerbitan Affinity Card.
Peluncuran ditandai dengan penyerahan simbolis BNI-Unsri Card Platinum oleh Pemimpin BNI Wilayah Palembang Jeffry AM Dendeng, kepada Rektor Unsri Badia Perizade, serta penyerahan BNI-Unsri Card oleh Dodit Wiweko Probojakti selaku General Manager Divisi Bisnis Kartu.
Dodit Wiweko Probojakti mengatakan, peluncuran BNI-Unsri Card ini bagian dari strategi pengembangan card business melalui penerbitan Affinity Card. “Affinity Card ini telah dikembangkan sejak tahun 2001 dengan 26 perguruan tinggi negeri di Indonesia,” katanya.
Antara lain Universitas Indonesia, Insitut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gajah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas Mulawarman, Udayana.
“BNI menjadi bank untuk para mahasiswa bertransaksi, memiliki kartu mahasiswa, membayar uang kuliah,” kata Dodit.
Ia berharap kerja sama ini berdampak positif bagi BNI dan Unsri. Bersama varian kartu kredit lainnya, BNI saat ini telah punya lebih dari 2 juta kartu kredit di Indonesia.
Dodit menerangkan, BNI-Unsri Card ini ada dua jenis, Emas dan Platinum. Fungsinya seperti kartu kredit lainnya, yaitu untuk transaksi belanja di merchant bertanda VISA di seluruh dunia. Dengan adanya kartu ini,  makin banyak transaksi makin banyak pula yang akan dikontribusikan langsung bagi Unsri, sebesar Rp 3 per mil.
Artinya setiap nilai Rp1.000 per transaksi di kartu ini, Rp3 disisipkan untuk Unsri, yang bisa dipergunakan untuk berbagai kepentingan atau kegiatan. Seperti penambahan jumlah buku di perpustakaan, membangun fasilitas umum, menyediakan beasiswa bagi para mahasiswa.
Unsri dibidik karena universitas ini sangat potensial. Di sini,  ada 80.000 mahasiswa, 6.000 lulusan Unsri setiap tahunnya, ada sekitar 1.800 karyawan dan dosen dari 10 fakultas. Melihat potensi dari Unsri itu, BNI merasa tidak akan sulit untuk mendapatkan 2.500 kartu kredit dalam tahun pertama.
Dodit menerangkan, ada beberapa cara untuk mengenalkan kartu ini. Antara lain lewat media, melalui Dies Natalis Unsri, dan temu alumni. Sementara pertumbuhan kartu kredit BNI kini melampaui industri kartu kredit di Indonesia yang sebesar 9 persen. ”Target kami pada akhir tahun ini bisa mencapai 2 juta kartu,” ujar Dodit.
Nilai transaksi dari 1,8 juta kartu tersebut Rp5,2 triliun pada Maret 2012, tumbuh 41 persen ketimbang Maret 2011 yang sebesar 12 persen. Diperkirakan, nilai transaksi akhir tahun ini bisa mencapai Rp18,1 triliun.
Pemimpin BNI Wilayah Palembang, Jeffry AM Dendeng, mengatakan, peluncuran kartu ini merupakan tindak lanjut kerja sama antara BNI dengan Unsri. “Kerja sama dengan Unsri berjalan baik, ada loyalitas. Kita berharap kerja sama ini berlanjut,” katanya.
Rektor Unsri Badia Perizade, menyambut baik peluncuran Kartu Kredit BNI Affinity, BNI-Unsri Card Visa Platinum, dengan mengatakan kerja sama ini merupakan upaya Unsri memberikan fasilitas penunjang bagi alumni dan civitas akademika.
“Upaya ini diharapkan  dapat memperkuat dukungan para alumni terhadap perkembangan almamaternya,” kata Badia.
Sementara Wakil Gubernur Sumatra Selatan Eddy Yusuf mengapresiasi kerja sama kedua lembaga ini.
Menurutnya, dengan hadirnya kartu kredit Annifity BNI-Unsri bisa lebih memudahkan untuk bertransaksi. “Ya kontribusi ini sangat bagus. Kita harapkan juga kontribusi seperti ini sampai ke lembaga lainnya, bukan hanya ke akademik saja,” kata Eddy Yusuf. (Rindu Puji Lestari/toeb)

Layar46 Forums

Status Layar 46

 
2012 Layar46 | Blogger Templates for HostGator Coupon Code Sponsors: WooThemes Coupon Code, Rockable Press Discount Code