Website Lainnya

Total Tayangan

LAYANAN

* Akses Layar46 Versi Mobile di: http://bit.ly/mPp8D6 * Download Launcher Blackberry Layar46 di: http://bit.ly/n4BNfg

FAST RESPON

SAYA ADA UNTUK ANDA

layar46. Diberdayakan oleh Blogger.

BNI lepas obligasi rekapitalisasi untuk akuisisi

JAKARTA. Rencana PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengakuisisi Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) masih menanti keputusan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kendati demikian, BNI sudah menyiapkan dana senilai Rp 1,2 triliun melalui penjualan obligasi rekapitalisasi untuk melancarkan rencana tersebut.

"Kami sudah kirim surat ke kementerian. Sudah tanya setiap hari. Masih belum ada jawaban," terang Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo, Jumat (27/7).

Berdasarkan perhitungan bank berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu, kebutuhan akuisisi BPUI berkisar Rp 1,2 triliun. Sebagai catatan, total obligasi rekapitalisasi yang digenggam BNI mencapai Rp 17 triliun.

Apabila akuisisi ini tercapai, nantinya BNI bisa melakukan penggabungan anak-anak usaha BPUI. Anak-anak usaha tersebut ialah Bahana Securities (Investment Banking, Securities Trading dan Brokerage), Bahana Artha Ventura (Modal Ventura), Bahana TCW Investment Management (Asset Management), dan Graha Niaga Tata Utama (Office Building Management).

Deputi Menteri Negara BUMN Bidang Usaha Jasa Parikesit Suprapto menuturkan sampai saat ini kementerian belum membahas permohonan BNI untuk mengakuisisi BPUI.

"Tapi sepertinya tidak bisa tahun ini," kata Parikesit. Sebelumnya, Parikesit mengatakan, diperkirakan sebelum akhir tahun ini akuisisi tersebut bisa terlaksana.
Saat ini bisnis BPUI masih menjalani program restrukturisasi PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
JAKARTA. Rencana PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengakuisisi Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) masih menanti keputusan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kendati demikian, BNI sudah menyiapkan dana senilai Rp 1,2 triliun melalui penjualan obligasi rekapitalisasi untuk melancarkan rencana tersebut.

"Kami sudah kirim surat ke kementerian. Sudah tanya setiap hari. Masih belum ada jawaban," terang Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo, Jumat (27/7).

Berdasarkan perhitungan bank berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu, kebutuhan akuisisi BPUI berkisar Rp 1,2 triliun. Sebagai catatan, total obligasi rekapitalisasi yang digenggam BNI mencapai Rp 17 triliun.

Apabila akuisisi ini tercapai, nantinya BNI bisa melakukan penggabungan anak-anak usaha BPUI. Anak-anak usaha tersebut ialah Bahana Securities (Investment Banking, Securities Trading dan Brokerage), Bahana Artha Ventura (Modal Ventura), Bahana TCW Investment Management (Asset Management), dan Graha Niaga Tata Utama (Office Building Management).

Deputi Menteri Negara BUMN Bidang Usaha Jasa Parikesit Suprapto menuturkan sampai saat ini kementerian belum membahas permohonan BNI untuk mengakuisisi BPUI.

"Tapi sepertinya tidak bisa tahun ini," kata Parikesit. Sebelumnya, Parikesit mengatakan, diperkirakan sebelum akhir tahun ini akuisisi tersebut bisa terlaksana.
Saat ini bisnis BPUI masih menjalani program restrukturisasi PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

BNI Serahkan Beasiswa Rp400 Juta untuk Mahasiswa UNS

SOLO-PT Bank Negara Indonesia (BNI) Persero Tbk menyerahkan beasiswa kepada mahasiswa UNS senilai Rp400 juta. Penyerahan beasiswa secara simbolis dilakukan Pemimpin BNI wilayah Semarang, Bambang Kuncoro, kepada Rektor UNS, Prof Dr Ravik Karsidi MS, di Ruang Sidang II, Gedung Rektorat UNS, Jumat (27/7/2012).
Bambang menjelaskan penyerahan beasiswa itu merupakan bagian dari kegiatan corporate social responsibility (CSR) BNI. Hal itu menandakan komitmen BNI terhadap pengembangan dunia pendidikan.
Kepala Biro Kemahasiswaan UNS, Harmawan, menjelaskan beasiswa itu akan diberikan kepada mahasiswa berprestasi yang miskin dan berasal dari daerah tertinggal. “Mahasiswa yang sekarang sudah menerima beasiswa lain, tidak bisa menerima beasiswa dari BNI,” jelasnya saat ditemui wartawan seusai penyerahan beasiswa secara simbolis.
Rencananya, kata Harmawan, beasiswa senilai Rp400 juta itu akan diberikan kepada 100 mahasiswa. Setiap fakultas akan dijatah 10 mahasiswa. Khusus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mendapatkan jatah 20 mahasiswa. “Satu mahasiswa menerima Rp4 juta,” katanya.
Pembantu Rektor III UNS, Dwi Tiyanto, menerangkan salah satu syarat mendapatkan beasiswa dari BNI adalah mahasiswa minimal semester III dengan IPK terakhir  minimal 2,75 untuk mahasiswa prodi ilmu eksak dan IPK minimal 3,0 untuk mahasiswa prodi ilmu sosial.
Jika dihitung secara keseluruhan, kata Harmawan, jumlah mahasiswa UNS yang menerima beasiswa tahun ini sekitar 5.000 orang.
Dwi menerangkan jumlah total beasiswa yang disalurkan UNS tahun 2011 sekitar Rp22 miliar. Tahun 2012 meningkat menjadi sekitar Rp30 miliar. Beasiswa berasal dari 22 sumber, salah satunya beasiswa Bidikmisi dari pemerintah. “Tahun ini kuota Bidikmisi UNS sebanyak 1.020 orang,” ujarnya
SOLO-PT Bank Negara Indonesia (BNI) Persero Tbk menyerahkan beasiswa kepada mahasiswa UNS senilai Rp400 juta. Penyerahan beasiswa secara simbolis dilakukan Pemimpin BNI wilayah Semarang, Bambang Kuncoro, kepada Rektor UNS, Prof Dr Ravik Karsidi MS, di Ruang Sidang II, Gedung Rektorat UNS, Jumat (27/7/2012).
Bambang menjelaskan penyerahan beasiswa itu merupakan bagian dari kegiatan corporate social responsibility (CSR) BNI. Hal itu menandakan komitmen BNI terhadap pengembangan dunia pendidikan.
Kepala Biro Kemahasiswaan UNS, Harmawan, menjelaskan beasiswa itu akan diberikan kepada mahasiswa berprestasi yang miskin dan berasal dari daerah tertinggal. “Mahasiswa yang sekarang sudah menerima beasiswa lain, tidak bisa menerima beasiswa dari BNI,” jelasnya saat ditemui wartawan seusai penyerahan beasiswa secara simbolis.
Rencananya, kata Harmawan, beasiswa senilai Rp400 juta itu akan diberikan kepada 100 mahasiswa. Setiap fakultas akan dijatah 10 mahasiswa. Khusus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mendapatkan jatah 20 mahasiswa. “Satu mahasiswa menerima Rp4 juta,” katanya.
Pembantu Rektor III UNS, Dwi Tiyanto, menerangkan salah satu syarat mendapatkan beasiswa dari BNI adalah mahasiswa minimal semester III dengan IPK terakhir  minimal 2,75 untuk mahasiswa prodi ilmu eksak dan IPK minimal 3,0 untuk mahasiswa prodi ilmu sosial.
Jika dihitung secara keseluruhan, kata Harmawan, jumlah mahasiswa UNS yang menerima beasiswa tahun ini sekitar 5.000 orang.
Dwi menerangkan jumlah total beasiswa yang disalurkan UNS tahun 2011 sekitar Rp22 miliar. Tahun 2012 meningkat menjadi sekitar Rp30 miliar. Beasiswa berasal dari 22 sumber, salah satunya beasiswa Bidikmisi dari pemerintah. “Tahun ini kuota Bidikmisi UNS sebanyak 1.020 orang,” ujarnya

Tingkatkan remitansi, BNI gandeng PT Pegadaian

Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk terus memantapkan pelayanan jasa remitansi di Indonesia. Bank pemerintah ini menandatangani nota kesepahaman dengan PT Pegadaian dalam rangka pengembangan sektor remitansi di Indonesia.

Jumat ini BNI dan PT Pegadaian menjalin kerjasama dalam bidang pengiriman uang alias remittance

"Meski BNI dan PT Pegadaian memiliki layanan yang sejenis, namun kami memiliki sumber daya dan potensi yang berbeda. Melalui kombinasi dan kolaborasi ini, kami yakin akan mampu menggali potensi bisnis yang lebih besar di masa datang," kata Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo, di Jakarta, Jumat.

Saat ini, BNI memiliki layanan pengiriman uang dengan nama BNI Smart Remittance, yang salah satu fiturnya layanan kiriman uang tunai yaitu BNI Wesel PIN. Sejak diluncurkan pada 2009, transaksi BNI Wesel PIN mengalami peningkatan, baik dari segi item, volume, maupun dari segi fee based income.

Sejak Juni 2011, slip maupun fee based income meningkat lebih dari 60 persen.

Saat ini, BNI memiliki cabang di berbagai negara untuk layanan remitansi. Cabang luar negeri tersebut berlokasi di di Hong Kong dan Singapura, kemudian Remittance Representative di Timur Tengah bertempat di Arab Saudi dan Qatar, serta di Kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur terdapat di Malaysia, Brunei Darussalam, dan Taiwan.

Ketersediaan layanan juga makin optimal dengan dukungan 1.600 bank koresponden di seluruh dunia. BNI juga mengembangkan konsep virtual office dengan memasang aplikasi BNI di lebih dari 50 koresponden di luar negeri yaitu Abu Dhabi, Dubai, Qatar, Bahrain, Kuwait, Oman, Malaysia, Brunei, Singapore, Hong Kong dan Taiwan serta menjalin kerjasama dengan insitusi besar di negara lain.

"Kini, jaringan internasional yang luas akan semakin lengkap melalui kerjasama dengan PT Pegadaian. Pengiriman uang akan dapat terlayani oleh layanan BNI Wesel PIN hingga menjangkau di pelosok-pelosok daerah dengan jaringan PT Pegadaian," kata Suwondo. (*)
Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk terus memantapkan pelayanan jasa remitansi di Indonesia. Bank pemerintah ini menandatangani nota kesepahaman dengan PT Pegadaian dalam rangka pengembangan sektor remitansi di Indonesia.

Jumat ini BNI dan PT Pegadaian menjalin kerjasama dalam bidang pengiriman uang alias remittance

"Meski BNI dan PT Pegadaian memiliki layanan yang sejenis, namun kami memiliki sumber daya dan potensi yang berbeda. Melalui kombinasi dan kolaborasi ini, kami yakin akan mampu menggali potensi bisnis yang lebih besar di masa datang," kata Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo, di Jakarta, Jumat.

Saat ini, BNI memiliki layanan pengiriman uang dengan nama BNI Smart Remittance, yang salah satu fiturnya layanan kiriman uang tunai yaitu BNI Wesel PIN. Sejak diluncurkan pada 2009, transaksi BNI Wesel PIN mengalami peningkatan, baik dari segi item, volume, maupun dari segi fee based income.

Sejak Juni 2011, slip maupun fee based income meningkat lebih dari 60 persen.

Saat ini, BNI memiliki cabang di berbagai negara untuk layanan remitansi. Cabang luar negeri tersebut berlokasi di di Hong Kong dan Singapura, kemudian Remittance Representative di Timur Tengah bertempat di Arab Saudi dan Qatar, serta di Kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur terdapat di Malaysia, Brunei Darussalam, dan Taiwan.

Ketersediaan layanan juga makin optimal dengan dukungan 1.600 bank koresponden di seluruh dunia. BNI juga mengembangkan konsep virtual office dengan memasang aplikasi BNI di lebih dari 50 koresponden di luar negeri yaitu Abu Dhabi, Dubai, Qatar, Bahrain, Kuwait, Oman, Malaysia, Brunei, Singapore, Hong Kong dan Taiwan serta menjalin kerjasama dengan insitusi besar di negara lain.

"Kini, jaringan internasional yang luas akan semakin lengkap melalui kerjasama dengan PT Pegadaian. Pengiriman uang akan dapat terlayani oleh layanan BNI Wesel PIN hingga menjangkau di pelosok-pelosok daerah dengan jaringan PT Pegadaian," kata Suwondo. (*)

BNI Gandeng Briton Buka 100 Unit Center

MAKASSAR, FAJAR -- PT BNI (Persero) Tbk Wilayah Makassar menggandeng Briton International English School melakukan ekspansi usaha membuka 100 unit Center hingga 2015. Center BNI-Briton tersebut disebar di pelbagai kota di Indonesia.

Pembukaan 100 unit Center tersebut salah satu ekpansi usaha Briton bersaing dengan lembaga kursus lain di Indonesia. Briton telah eksis selama 16 tahun sebagai lembaga kursus dan pendidikan yang berbasis di Makassar. 

Melalui ekspansi usaha ini, Briton membuka kesempatan bagi masyarakat dalam usaha franchise. Nantinya setiap Center dibanderol Rp550 juta per unit.

Chief Executive Officer (CEO) BNI Wilayah Makassar Mucharom mengatakan, selain kerja sama, ekspansi usaha BNI-Briton juga melakukan Co-Branding. Dengan membuka 100 unit Center di seluruh Indonesia hingga 2015, pihaknya berpotensi meraup dana Rp100 miliar dari setiap siswa melalui kerja sama Co-Branding tersebut.

"Dengan 100 center yang akan dibuka, Briton menargetkan bisa menggaet total 100.000 siswa. Nah jika masing-masing siswa menyetor Rp1 juta di BNI dengan kerja sama Co-Branding, maka total dana yang akan dihimpun Rp100 miliar," tutur Mucharom didampingi Regional Head of Consumer dan Retail BNI Makassar, Danny Alogo Yulianto di sela-sela penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) BNI-Briton, Selasa, 24 Juli.

Menurutnya, selain benefit yang diperoleh dari para siswa, dengan kerja sama ini pihaknya juga berharap benefit dari orang tua siswa, atau pengajar di lembaga kursus Bahasa Inggris tersebut, misalnya dalam bentuk penyaluran kredit, dan lain-lain.

Kerja sama Co-Branding yang dilakukan dengan pihak Briton yaitu, setiap siswa diwajibkan memiliki Taplus Muda atau Taplus Anak sehingga akan mendapatkan Smart Card. Taplus Anak adalah jenis tabungan khusus anak sekolah, yang sudah diluncurkan sejak Juli tahun lalu. Sedangkan Taplus Muda adalah jenis tabungan khusus anak muda, yang baru diluncurkan pada 5 Juli 2012.

Director of Studies Briton International English School Sirajuddin Tenri mengungkapkan, saat ini, pihaknya memiliki 19 cabang dengan total 2.500 siswa yang tersebar di berbagai kota di Indonesia antara lain, Makassar, Medan, Aceh, Jabodetabek, Bali, Gorontalo, dan beberapa kota besar lainnya.

"Pembukana 100 unit Center ini dalam bentuk waralaba. Briton mungkin satu-satunya lembaga kursus yang tetap eksis berasal dari Makassar. Kami menggandeng BNI agar bersaing dengan pemain besar lainnya," jelas Sirajuddin.

Setiap Center katanya, membutuhkan investasi sekira Rp550 juta, sudah termasuk sewa ruko, properti, dan tenaga pendidik. (aci/upi)
MAKASSAR, FAJAR -- PT BNI (Persero) Tbk Wilayah Makassar menggandeng Briton International English School melakukan ekspansi usaha membuka 100 unit Center hingga 2015. Center BNI-Briton tersebut disebar di pelbagai kota di Indonesia.

Pembukaan 100 unit Center tersebut salah satu ekpansi usaha Briton bersaing dengan lembaga kursus lain di Indonesia. Briton telah eksis selama 16 tahun sebagai lembaga kursus dan pendidikan yang berbasis di Makassar. 

Melalui ekspansi usaha ini, Briton membuka kesempatan bagi masyarakat dalam usaha franchise. Nantinya setiap Center dibanderol Rp550 juta per unit.

Chief Executive Officer (CEO) BNI Wilayah Makassar Mucharom mengatakan, selain kerja sama, ekspansi usaha BNI-Briton juga melakukan Co-Branding. Dengan membuka 100 unit Center di seluruh Indonesia hingga 2015, pihaknya berpotensi meraup dana Rp100 miliar dari setiap siswa melalui kerja sama Co-Branding tersebut.

"Dengan 100 center yang akan dibuka, Briton menargetkan bisa menggaet total 100.000 siswa. Nah jika masing-masing siswa menyetor Rp1 juta di BNI dengan kerja sama Co-Branding, maka total dana yang akan dihimpun Rp100 miliar," tutur Mucharom didampingi Regional Head of Consumer dan Retail BNI Makassar, Danny Alogo Yulianto di sela-sela penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) BNI-Briton, Selasa, 24 Juli.

Menurutnya, selain benefit yang diperoleh dari para siswa, dengan kerja sama ini pihaknya juga berharap benefit dari orang tua siswa, atau pengajar di lembaga kursus Bahasa Inggris tersebut, misalnya dalam bentuk penyaluran kredit, dan lain-lain.

Kerja sama Co-Branding yang dilakukan dengan pihak Briton yaitu, setiap siswa diwajibkan memiliki Taplus Muda atau Taplus Anak sehingga akan mendapatkan Smart Card. Taplus Anak adalah jenis tabungan khusus anak sekolah, yang sudah diluncurkan sejak Juli tahun lalu. Sedangkan Taplus Muda adalah jenis tabungan khusus anak muda, yang baru diluncurkan pada 5 Juli 2012.

Director of Studies Briton International English School Sirajuddin Tenri mengungkapkan, saat ini, pihaknya memiliki 19 cabang dengan total 2.500 siswa yang tersebar di berbagai kota di Indonesia antara lain, Makassar, Medan, Aceh, Jabodetabek, Bali, Gorontalo, dan beberapa kota besar lainnya.

"Pembukana 100 unit Center ini dalam bentuk waralaba. Briton mungkin satu-satunya lembaga kursus yang tetap eksis berasal dari Makassar. Kami menggandeng BNI agar bersaing dengan pemain besar lainnya," jelas Sirajuddin.

Setiap Center katanya, membutuhkan investasi sekira Rp550 juta, sudah termasuk sewa ruko, properti, dan tenaga pendidik. (aci/upi)

Fenomena Puasa di Kantor

Bulan Puasa biasanya kondisi kantor suka ada beberapa Perbedaan yang lumayan mencolok, diantaranya:

1. Fenomena Kesiangan dengan berbagai alasan kesiangan yg rada gak masuk akal:














2. Fenomena OTS masal or sering OTS di jam2 rawan:














3. Menjelang Lebaran, tiba2 banyak temen2 yang jualan:














4. Fenomena Sore hari di Banking Hall, banyak yg ngecengin teller:

Bulan Puasa biasanya kondisi kantor suka ada beberapa Perbedaan yang lumayan mencolok, diantaranya:

1. Fenomena Kesiangan dengan berbagai alasan kesiangan yg rada gak masuk akal:














2. Fenomena OTS masal or sering OTS di jam2 rawan:














3. Menjelang Lebaran, tiba2 banyak temen2 yang jualan:














4. Fenomena Sore hari di Banking Hall, banyak yg ngecengin teller:

Ban Kempes, Uang Nasabah Bank BNI Rp 35 Juta Raib

Situbondo - Aksi perampokan bermodus tembak ban terjadi di Situbondo. Kali ini, korbannya H Aini Mastuki (48), seorang nasabah BNI 46 Situbondo.

Saat kejadian, pria asal Kecamatan Banyuputih itu baru melakukan penarikan uang Rp 35 juta di BNI. Namun dia menghentikan mobil Toyota Avanza B-1389-KMI yang ditumpangi karena ban belakang kirinya mendadak kempes, di Jalan Raya Desa Wringinanom Kecamatan Panarukan.

Begitu korban turun dari mobil, kawanan perampok yang mengendarai 2 sepeda motor datang dan mendekati mobil korban. Bahkan, salah satu pelaku langsung mengambil barang-barang milik korban di jok depan.

Usai menjalankan aksinya, pelaku tancap gas ke arah Surabaya. Selain uang Rp 35 juta, pelaku juga membawa kabur sebuah laptop merek Toshiba, 2 buah HP, 2 kartu ATM dan beberapa dokumen penting lain.

"Diduga kuat pelaku memang spesialis nasabah bank dengan modus tembak ban dengan menggunakan paku. Kami sudah mengerahkan anggota di lapangan untuk melakukan pengejaran. Mudah-mudahan segera ada hasilnya," kata Kasubbag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi, Rabu (11/7/2012).

Keterangan yang dihimpun, aksi perampokan itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, korban dan keluarganya bermaksud silaturahmi ke kerabatnya di Pulau Madura. Dalam perjalanan mereka menyempatkan diri menarik uang di BNI 46.

Rupanya, sejak itulah H Aini Mastuki masuk incaran pelaku. Tak sadar dirinya diincar, dia pun dengan tenang meletakkan tas warna hijau berisi uang, laptop, HP, dan dokumen lain di jok depan.

"Kejadiannya cepat sekali. Satu pelaku langsung mengambil tas di jok depan dan langsung kabur ke barat. Saya sampai tidak sempat mengenali plat nomor sepeda motornya," kata H Aini Mastuki saat melaporkan kejadian itu di Mapolres Situbondo.

(fat/fat)
Situbondo - Aksi perampokan bermodus tembak ban terjadi di Situbondo. Kali ini, korbannya H Aini Mastuki (48), seorang nasabah BNI 46 Situbondo.

Saat kejadian, pria asal Kecamatan Banyuputih itu baru melakukan penarikan uang Rp 35 juta di BNI. Namun dia menghentikan mobil Toyota Avanza B-1389-KMI yang ditumpangi karena ban belakang kirinya mendadak kempes, di Jalan Raya Desa Wringinanom Kecamatan Panarukan.

Begitu korban turun dari mobil, kawanan perampok yang mengendarai 2 sepeda motor datang dan mendekati mobil korban. Bahkan, salah satu pelaku langsung mengambil barang-barang milik korban di jok depan.

Usai menjalankan aksinya, pelaku tancap gas ke arah Surabaya. Selain uang Rp 35 juta, pelaku juga membawa kabur sebuah laptop merek Toshiba, 2 buah HP, 2 kartu ATM dan beberapa dokumen penting lain.

"Diduga kuat pelaku memang spesialis nasabah bank dengan modus tembak ban dengan menggunakan paku. Kami sudah mengerahkan anggota di lapangan untuk melakukan pengejaran. Mudah-mudahan segera ada hasilnya," kata Kasubbag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi, Rabu (11/7/2012).

Keterangan yang dihimpun, aksi perampokan itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, korban dan keluarganya bermaksud silaturahmi ke kerabatnya di Pulau Madura. Dalam perjalanan mereka menyempatkan diri menarik uang di BNI 46.

Rupanya, sejak itulah H Aini Mastuki masuk incaran pelaku. Tak sadar dirinya diincar, dia pun dengan tenang meletakkan tas warna hijau berisi uang, laptop, HP, dan dokumen lain di jok depan.

"Kejadiannya cepat sekali. Satu pelaku langsung mengambil tas di jok depan dan langsung kabur ke barat. Saya sampai tidak sempat mengenali plat nomor sepeda motornya," kata H Aini Mastuki saat melaporkan kejadian itu di Mapolres Situbondo.

(fat/fat)

Sosialisasi BNI Mitra Kampus, Program Wirausaha Mahasiswa dan Alumni

BANDUNG, itb.ac.id - ITB Career Center bekerja sama dengan BNI menggelar sosialisasi BNI Mitra Kampus, program bantuan wirausaha bagi mahasiswa dan alumni ITB. Bertempat di Aula Timur ITB, acara terselenggara pada Selasa (10/07/12). Beberapa tokoh menghadiri acara akbar ini, di antaranya Dhias Widhiati, CEO BNI Kantor Wilayah Bandung; Herry Purnama, Sentra Kredit Kecil BNI Bandung; Kadarsah Suryadi, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB; Bambang Yuliarto, Kepala Lembaga Kemahasiswaan ITB, Bambang Setiabudhi, Kepala ITB Career Center; Victor Harlim, mitra binaan BNI dan pemilik Victory Mitra Lestari; serta Rangga Umara, pemilik Pecel Lele Lela.

Program ini akan menyeleksi proposal usaha yang diajukan oleh mahasiswa dan alumni ITB (maksimal tiga tahun kelulusan). Sebanyak 50 proposal terbaik akan mendapat pembiayaan dengan nilai hingga 10 juta rupiah per orang. Tidak berhenti di sini, BNI juga memberikan program pembinaan usaha bagi 50 proposal terpilih. Program - program pembinaan meliputi seminar, sesi tukar pikiran dengan pengusaha sukses, hingga memfasilitasi keikutsertaan pada pameran Usaha Kecil Menengah (UKM). "Kami mendukung mahasiswa dan alumni ITB mulai dari pembiayaan awal, hingga mereka siap dibiayai oleh perbankan secara komersil," tutur Dhias Widhiati.
Pada sesi pengenalan program BNI Mitra Kampus, Herry Purnama menjelaskan bahwa terdapat fase - fase usaha dan kaitannya dengan pembiayaan. Usaha yang non-feasible dan non-bankable dapat dibiayai oleh modal sendiri atau program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Usaha yang telah feasible namun belum bankable dapat dibiayai oleh kredit kemitraan bunga lunak. Sedangkan usaha yang bankable dan berkembang barulah dapat dibiayai oleh kredit komersil. "Mahasiswa yang baru pertama kali berbisnis, sebaiknya tidak langsung meminta pembiayaan ke bank. Karena akan sulit," tambahnya.

Lebih lanjut, Dhias menegaskan, "Tujuan BNI Mitra Kampus adalah membantu mahasiswa dan alumni untuk berwirausaha, lantas berkontribusi positif untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat,". Menanggapi penjelasan ini, Kadarsah bertutur dalam pidato sambutannya, "Bu Dhias mengingatkan kita semua akan hal yang sangat mendasar, yaitu tanggung jawab perguruan tinggi terhadap masyarakat. Perguruan tinggi harus dapat mengangkat derajat hidup orang banyak,".

Pada acara ini, dilakukan pula penandatanganan Piagam Kerja Sama BNI Mitra Kampus oleh Dhias dan Kadarsah, sharing / tukar pikiran sukses wirausaha muda dengan Victor Harlim, dan sharing motivasi bisnis oleh Rangga Umara. Keterangan lebih lengkap mengenai mekanisme dan pendaftaran program BNI Mitra Kampus dapat dilihat pada halaman ini.
BANDUNG, itb.ac.id - ITB Career Center bekerja sama dengan BNI menggelar sosialisasi BNI Mitra Kampus, program bantuan wirausaha bagi mahasiswa dan alumni ITB. Bertempat di Aula Timur ITB, acara terselenggara pada Selasa (10/07/12). Beberapa tokoh menghadiri acara akbar ini, di antaranya Dhias Widhiati, CEO BNI Kantor Wilayah Bandung; Herry Purnama, Sentra Kredit Kecil BNI Bandung; Kadarsah Suryadi, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB; Bambang Yuliarto, Kepala Lembaga Kemahasiswaan ITB, Bambang Setiabudhi, Kepala ITB Career Center; Victor Harlim, mitra binaan BNI dan pemilik Victory Mitra Lestari; serta Rangga Umara, pemilik Pecel Lele Lela.

Program ini akan menyeleksi proposal usaha yang diajukan oleh mahasiswa dan alumni ITB (maksimal tiga tahun kelulusan). Sebanyak 50 proposal terbaik akan mendapat pembiayaan dengan nilai hingga 10 juta rupiah per orang. Tidak berhenti di sini, BNI juga memberikan program pembinaan usaha bagi 50 proposal terpilih. Program - program pembinaan meliputi seminar, sesi tukar pikiran dengan pengusaha sukses, hingga memfasilitasi keikutsertaan pada pameran Usaha Kecil Menengah (UKM). "Kami mendukung mahasiswa dan alumni ITB mulai dari pembiayaan awal, hingga mereka siap dibiayai oleh perbankan secara komersil," tutur Dhias Widhiati.
Pada sesi pengenalan program BNI Mitra Kampus, Herry Purnama menjelaskan bahwa terdapat fase - fase usaha dan kaitannya dengan pembiayaan. Usaha yang non-feasible dan non-bankable dapat dibiayai oleh modal sendiri atau program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Usaha yang telah feasible namun belum bankable dapat dibiayai oleh kredit kemitraan bunga lunak. Sedangkan usaha yang bankable dan berkembang barulah dapat dibiayai oleh kredit komersil. "Mahasiswa yang baru pertama kali berbisnis, sebaiknya tidak langsung meminta pembiayaan ke bank. Karena akan sulit," tambahnya.

Lebih lanjut, Dhias menegaskan, "Tujuan BNI Mitra Kampus adalah membantu mahasiswa dan alumni untuk berwirausaha, lantas berkontribusi positif untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat,". Menanggapi penjelasan ini, Kadarsah bertutur dalam pidato sambutannya, "Bu Dhias mengingatkan kita semua akan hal yang sangat mendasar, yaitu tanggung jawab perguruan tinggi terhadap masyarakat. Perguruan tinggi harus dapat mengangkat derajat hidup orang banyak,".

Pada acara ini, dilakukan pula penandatanganan Piagam Kerja Sama BNI Mitra Kampus oleh Dhias dan Kadarsah, sharing / tukar pikiran sukses wirausaha muda dengan Victor Harlim, dan sharing motivasi bisnis oleh Rangga Umara. Keterangan lebih lengkap mengenai mekanisme dan pendaftaran program BNI Mitra Kampus dapat dilihat pada halaman ini.

Layar46 Forums

Status Layar 46

 
2012 Layar46 | Blogger Templates for HostGator Coupon Code Sponsors: WooThemes Coupon Code, Rockable Press Discount Code