Website Lainnya

Total Tayangan

LAYANAN

* Akses Layar46 Versi Mobile di: http://bit.ly/mPp8D6 * Download Launcher Blackberry Layar46 di: http://bit.ly/n4BNfg

FAST RESPON

SAYA ADA UNTUK ANDA

layar46. Diberdayakan oleh Blogger.

BNI Gandeng 11 Bank Regional Jepang

INILAH.COM, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengharapkan dapat merealisasikan kerjasama dengan 11 bank regional di Jepang pada Juni 2012.
Direktur Tresury dan Financial Institution PT Bank Negara Indonesia Tbk Adi Setianto menuturkan, pihaknya telah membuka hubungan kerjasama dengan sejumlah institusi keuangan di Jepang. Sebelumnya BNI telah menandatangani sejumlah memorandum of understanding (MoU) dengan Kyoto Bank dan The Aichi Bank. Kerjasama ini diharapkan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Adi menambahkan, BNI akan menempatkan petugas representatif di kantor bank regional Jepang. Bank regional Jepang akan menempatkan petugas di kantor BNI di Indonesia.
Dalam kerjasama tersebut, pihaknya akan menampung semua transaksi dalam kerjasama tersebut. Transaksinya mulai dari menampung dana pihak ketiga, pinjaman dalam mata uang rupiah. "Semua transaksi termasuk pinjaman rupiah. Dia yang menjamin, kita yang kasih," kata Adi.
Menurutnya, Jepang memiliki banyak nasabah usaha kecil dan menengah (UKM). Perusahaan-perusahaan ini merupakan pemasok bagi perusahaan besar seperti Toyota atau Panasonic. Karena itulah dibutuhkan bank-bank regional. “Regional bank ini banyak membutuhkan relokasi, itu yang kita tangkap makanya kita bisa sama Bank of Kyoto dan Aichi Bank jadi menjembatani nasabah mereka dengan Indonesia," jelas Adi.
Menurut Adi, regional bank memiliki aset besar di Jepang. Regional bank di Jepang belum mengenal Indonesia sehingga BNI mengenalkan Indonesia kepada regional bank tersebut. Dalam pengenalan tersebut, Adi menuturkan, pihaknya bekerjasama dengan BKPM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. "Kita yang membuka, targetnya membuka kawasan industri, nanti dia bawa UKM-nya ke situ," kata Adi. [tjs]
INILAH.COM, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengharapkan dapat merealisasikan kerjasama dengan 11 bank regional di Jepang pada Juni 2012.
Direktur Tresury dan Financial Institution PT Bank Negara Indonesia Tbk Adi Setianto menuturkan, pihaknya telah membuka hubungan kerjasama dengan sejumlah institusi keuangan di Jepang. Sebelumnya BNI telah menandatangani sejumlah memorandum of understanding (MoU) dengan Kyoto Bank dan The Aichi Bank. Kerjasama ini diharapkan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Adi menambahkan, BNI akan menempatkan petugas representatif di kantor bank regional Jepang. Bank regional Jepang akan menempatkan petugas di kantor BNI di Indonesia.
Dalam kerjasama tersebut, pihaknya akan menampung semua transaksi dalam kerjasama tersebut. Transaksinya mulai dari menampung dana pihak ketiga, pinjaman dalam mata uang rupiah. "Semua transaksi termasuk pinjaman rupiah. Dia yang menjamin, kita yang kasih," kata Adi.
Menurutnya, Jepang memiliki banyak nasabah usaha kecil dan menengah (UKM). Perusahaan-perusahaan ini merupakan pemasok bagi perusahaan besar seperti Toyota atau Panasonic. Karena itulah dibutuhkan bank-bank regional. “Regional bank ini banyak membutuhkan relokasi, itu yang kita tangkap makanya kita bisa sama Bank of Kyoto dan Aichi Bank jadi menjembatani nasabah mereka dengan Indonesia," jelas Adi.
Menurut Adi, regional bank memiliki aset besar di Jepang. Regional bank di Jepang belum mengenal Indonesia sehingga BNI mengenalkan Indonesia kepada regional bank tersebut. Dalam pengenalan tersebut, Adi menuturkan, pihaknya bekerjasama dengan BKPM, Kementerian Perindustrian, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. "Kita yang membuka, targetnya membuka kawasan industri, nanti dia bawa UKM-nya ke situ," kata Adi. [tjs]

Kaca Mobil Nasabah BNI Dipecah, Rp 90 Juta Nyaris Amblas

Lumajang - Aksi perampokan terhadap nasabah BNI 46 Lumajang, Kamis (19/4/2012) sekitar pukul 11.00 WIB, membuat geger warga dan pengendara di seputaran Jl Alun-Alun Timur.

Dalam insiden ini, seorang nasabah bernama Sampurno (40), warga Desa Wonorejo, Kecamatan Kedungjajang yang baru mengambil uang Rp 90 juta di bank tersebut, menjadi incaran pelaku kejahatan.

Dalam aksinya, kedua pelaku yang berciri-ciri kuning agak pucat berusia sekitar 25 tahunan dan berboncengan mengendarai motor, memecah kaca bagian kanan depan mobil Toyota Innova warna hitam bernomor polisi N-998-D yang dikendarai korban.

Hanya saja, saat mereka berniat menggasak tas berisi uang puluhan juta tersebut, aksi mereka berhasil digagalkan. Pelaku kemudian tancap gas kabur ke arah selatan dan sampai saat ini masih dalam pengejaran aparat Polres Lumajang.

Menurut Sampurno ketika dikonfirmasi detiksurabaya.com di lokasi kejadian, dirinya mengambil uang sendirian dengan mengendarai mobil yang kemudian ia parkir di depan warung Prasmanan 'Mbak Sis' yang letaknya persis di sebelah selatan Gedung BNI ’46 Lumajang.

"Saya langsung mencairkan uang Rp 90 juta di bank. Tak lama kemudian, saya kembali dan memasukkan tas berisi uang tersebut dalam mobil. Namun, saya tidak langsung pulang karena sempat mampir di warung prasmanan itu untuk bersantap siang," kata Sampurno.

Ketika berada di dalam warung itulah, Sampurno merasa ada perasaan yang ganjil, krena diirnya seolah terus menjadi perhatian dua pemuda yang saat itu berada di depan warung. Ternyata, firasat Sampurno ada benarnya juga. Pasalnya, tak lama berselang ia mendengar suara kaca mobilnya pecah disusul teriakan beberapa orang dari depan warung prasmanan tersebut.

"Begitu kaca mobil saya pecah, orang-orang yang ada di depan warung berteriak. Saya langsung berlari ke depan dan saya lihat dua pemuda yang saya curigai tadi sudah kabur ke selatan berboncengan motor. Saya tidak tahu persis apa merek motornya," ungkap Sampurno lagi.

Saat itu, Sampurno sudah lemas karena menyangka tas berisi uang di dalam mobilnya amblas. Rupanya ketika diperiksa dengan teliti, tas tersebut msih tetap berada di atas jok depan mobil.

"Rasanya langsung plong mas. Karena uang dalam tas itu tidak sedikit jumlahnya. Bersamaan dengan itu, ada anggota Polres Lumajang yang melintas hingga tahu kalau ada perampokan," papar Sampurno lagi.

Singkat saja, insiden perampokan ini pun ditindaklanjuti aparat Satun Reskrim Polres Lumajang. Bahkan, Kasat Reskrim AKP Kusmindar cepat mendatangi lokasi kejadian bersama anak buahnya untuk melakukan olah TKP.

Petugas memeriksa sidik jari yang tertempel di bodi mobil dan mengamankan tas berisi uang yang saat itu masih berada di tempatnya. "Untuk pelakunya, saat ini masih dalam pengejaran," kata AKP Kusmindar.

(bdh/bdh)

Lumajang - Aksi perampokan terhadap nasabah BNI 46 Lumajang, Kamis (19/4/2012) sekitar pukul 11.00 WIB, membuat geger warga dan pengendara di seputaran Jl Alun-Alun Timur.

Dalam insiden ini, seorang nasabah bernama Sampurno (40), warga Desa Wonorejo, Kecamatan Kedungjajang yang baru mengambil uang Rp 90 juta di bank tersebut, menjadi incaran pelaku kejahatan.

Dalam aksinya, kedua pelaku yang berciri-ciri kuning agak pucat berusia sekitar 25 tahunan dan berboncengan mengendarai motor, memecah kaca bagian kanan depan mobil Toyota Innova warna hitam bernomor polisi N-998-D yang dikendarai korban.

Hanya saja, saat mereka berniat menggasak tas berisi uang puluhan juta tersebut, aksi mereka berhasil digagalkan. Pelaku kemudian tancap gas kabur ke arah selatan dan sampai saat ini masih dalam pengejaran aparat Polres Lumajang.

Menurut Sampurno ketika dikonfirmasi detiksurabaya.com di lokasi kejadian, dirinya mengambil uang sendirian dengan mengendarai mobil yang kemudian ia parkir di depan warung Prasmanan 'Mbak Sis' yang letaknya persis di sebelah selatan Gedung BNI ’46 Lumajang.

"Saya langsung mencairkan uang Rp 90 juta di bank. Tak lama kemudian, saya kembali dan memasukkan tas berisi uang tersebut dalam mobil. Namun, saya tidak langsung pulang karena sempat mampir di warung prasmanan itu untuk bersantap siang," kata Sampurno.

Ketika berada di dalam warung itulah, Sampurno merasa ada perasaan yang ganjil, krena diirnya seolah terus menjadi perhatian dua pemuda yang saat itu berada di depan warung. Ternyata, firasat Sampurno ada benarnya juga. Pasalnya, tak lama berselang ia mendengar suara kaca mobilnya pecah disusul teriakan beberapa orang dari depan warung prasmanan tersebut.

"Begitu kaca mobil saya pecah, orang-orang yang ada di depan warung berteriak. Saya langsung berlari ke depan dan saya lihat dua pemuda yang saya curigai tadi sudah kabur ke selatan berboncengan motor. Saya tidak tahu persis apa merek motornya," ungkap Sampurno lagi.

Saat itu, Sampurno sudah lemas karena menyangka tas berisi uang di dalam mobilnya amblas. Rupanya ketika diperiksa dengan teliti, tas tersebut msih tetap berada di atas jok depan mobil.

"Rasanya langsung plong mas. Karena uang dalam tas itu tidak sedikit jumlahnya. Bersamaan dengan itu, ada anggota Polres Lumajang yang melintas hingga tahu kalau ada perampokan," papar Sampurno lagi.

Singkat saja, insiden perampokan ini pun ditindaklanjuti aparat Satun Reskrim Polres Lumajang. Bahkan, Kasat Reskrim AKP Kusmindar cepat mendatangi lokasi kejadian bersama anak buahnya untuk melakukan olah TKP.

Petugas memeriksa sidik jari yang tertempel di bodi mobil dan mengamankan tas berisi uang yang saat itu masih berada di tempatnya. "Untuk pelakunya, saat ini masih dalam pengejaran," kata AKP Kusmindar.

(bdh/bdh)

Dirut BNI: Tak Ada Upaya BI Tolak Bank Asing

VIVAnews- Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Gatot M. Suwondo menilai Bank Indonesia kurang tegas mengatur asas resiprokal dalam bernegosiasi dengan asing. Dia juga menyatakan tidak melihat upaya BI untuk menolak secara halus bank-bank asing yang ingin beroperasi di Indonesia.

Gatot mencontohkan selama ini BNI merasa kesulitan untuk menambah cabang di Singapura. "Kita sudah punya cabang di Singapura, yang kita buka tahun 1955 sebelum Singapura Merdeka. Yang jadi masalah adalah kita ingin buka cabang baru susahnya setengah mati," kata Gatot dalam pesan singkatnya kepada VIVAnews.com di Jakarta, Kamis 19 April 2012.

Gatot menegaskan, pihaknya memang merasa dipersulit oleh pemerintah Singapura. "Banyak sekali aturan yang harus dipenuhi yang ujung-ujungnya kita tidak dapat memenuhinya. Bahasa terangnya menolak halus. Sementara, saya tidak melihat upaya BI untuk menolak halus bank-bank asing yang beroperasi di Indonesia," ujarnya.

Selain itu, Gatot juga mempertanyakan apa yang telah dilakukan BI untuk membela bank nasional saat berhadapan dengan pihak asing. "Bank asing bisa leluasa membuka jaringan sementara BNI susah sekali menambah jaringan di Singapura. Apa langkah BI untuk membantu bank lokal yang ingin buka cabang di Singapura?" Gatot mempertanyakan.

Asas resiprokal kembali bergaung paska DBS Group mengakuisisi Bank Danamon. Mudahnya bank asing berekspansi ke Indonesia tidak disertai dengan kemudahan bank nasional yang ingin berekspansi keluar negeri.
Untuk mengetahui bagaimana perlakuan negara-negara lain terhadap bank asing, buka tautan ini. (kd)
VIVAnews- Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Gatot M. Suwondo menilai Bank Indonesia kurang tegas mengatur asas resiprokal dalam bernegosiasi dengan asing. Dia juga menyatakan tidak melihat upaya BI untuk menolak secara halus bank-bank asing yang ingin beroperasi di Indonesia.

Gatot mencontohkan selama ini BNI merasa kesulitan untuk menambah cabang di Singapura. "Kita sudah punya cabang di Singapura, yang kita buka tahun 1955 sebelum Singapura Merdeka. Yang jadi masalah adalah kita ingin buka cabang baru susahnya setengah mati," kata Gatot dalam pesan singkatnya kepada VIVAnews.com di Jakarta, Kamis 19 April 2012.

Gatot menegaskan, pihaknya memang merasa dipersulit oleh pemerintah Singapura. "Banyak sekali aturan yang harus dipenuhi yang ujung-ujungnya kita tidak dapat memenuhinya. Bahasa terangnya menolak halus. Sementara, saya tidak melihat upaya BI untuk menolak halus bank-bank asing yang beroperasi di Indonesia," ujarnya.

Selain itu, Gatot juga mempertanyakan apa yang telah dilakukan BI untuk membela bank nasional saat berhadapan dengan pihak asing. "Bank asing bisa leluasa membuka jaringan sementara BNI susah sekali menambah jaringan di Singapura. Apa langkah BI untuk membantu bank lokal yang ingin buka cabang di Singapura?" Gatot mempertanyakan.

Asas resiprokal kembali bergaung paska DBS Group mengakuisisi Bank Danamon. Mudahnya bank asing berekspansi ke Indonesia tidak disertai dengan kemudahan bank nasional yang ingin berekspansi keluar negeri.
Untuk mengetahui bagaimana perlakuan negara-negara lain terhadap bank asing, buka tautan ini. (kd)

UI Gandeng BNI Tanam Seribu Pohon

DEPOK, Okezone 19/04/2012 - Universitas Indonesia (UI) bersama Bank BNI menanam pohon di depan Perpustakaan pusat UI. Pohon yang ditanam berjenis eboni, akasia, dan trembesi.

Penanaman simbolik dilakukan Rektor UI Gumilar Rusliwa Somantri, berdekatan dengan pohon Africa Baobab yang eksotis dari Subang. Direktur Utama BNI Gatot Suwondo juga turut menanam satu pohon.

Wakil Dirut BNI Felia Salim mengatakan, kegiatan ini merupakan komitmen BNI untuk berkontribusi secara besar dalam upaya merevitalisasi hutan dan lingkungan.

"Penanaman pohon ini merupakan upaya jajaran direksi untuk berkomitmen menyentuh masalah lingkungan dan sosial, yang merupakan bagian dari CSR kami. Kami senang sekali bisa berperan pada revitalisasi hutan UI seribu pohon," kata Felia, Kamis (19/4/2012).

Rektor UI Gumilar Rusliwa Somantri mengatakan, UI mengapresiasi pihak perbankan yang ikut bekerja sama dengan dunia pendidikan. Gumilar juga mendorong perusahaan lainnya untuk lebih peduli dalam dunia pendidikan.

"Pada hari ini ada beberapa program yang kami jalin, salah satunya penanaman pohon ini. Seandainya seluruh perusahaan erat bekerja sama, pasti pendidikan di negeri ini kian maju," Gumilar menegaskan.(rfa) (Marieska Harya Virdhani)
 
DEPOK, Okezone 19/04/2012 - Universitas Indonesia (UI) bersama Bank BNI menanam pohon di depan Perpustakaan pusat UI. Pohon yang ditanam berjenis eboni, akasia, dan trembesi.

Penanaman simbolik dilakukan Rektor UI Gumilar Rusliwa Somantri, berdekatan dengan pohon Africa Baobab yang eksotis dari Subang. Direktur Utama BNI Gatot Suwondo juga turut menanam satu pohon.

Wakil Dirut BNI Felia Salim mengatakan, kegiatan ini merupakan komitmen BNI untuk berkontribusi secara besar dalam upaya merevitalisasi hutan dan lingkungan.

"Penanaman pohon ini merupakan upaya jajaran direksi untuk berkomitmen menyentuh masalah lingkungan dan sosial, yang merupakan bagian dari CSR kami. Kami senang sekali bisa berperan pada revitalisasi hutan UI seribu pohon," kata Felia, Kamis (19/4/2012).

Rektor UI Gumilar Rusliwa Somantri mengatakan, UI mengapresiasi pihak perbankan yang ikut bekerja sama dengan dunia pendidikan. Gumilar juga mendorong perusahaan lainnya untuk lebih peduli dalam dunia pendidikan.

"Pada hari ini ada beberapa program yang kami jalin, salah satunya penanaman pohon ini. Seandainya seluruh perusahaan erat bekerja sama, pasti pendidikan di negeri ini kian maju," Gumilar menegaskan.(rfa) (Marieska Harya Virdhani)
 

BNI Pastikan Terbitkan Obligasi Dollar AS

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk dipastikan akan menerbitkan obligasi dalam mata uang dollar AS tahun ini. Izin dari Bank Indonesia sudah terbit.
Direktur Utama BNI, Gatot Mudiantoro Suwondo, saat ditanya wartawan mengakui hal itu. " Benar, izin dari BI sudah ada," kata Gatot di Jakarta, Senin (16/4/2012).
Namun, Gatot menolak menjelaskan lebih lanjut tentang rencana penerbitan obligasi tersebut. Termasuk, saat ditanya mengenai penjamin emisi dan realisasi penawaran obligasi.
Ia berdalih, hal itu harus dibicarakan lebih dulu dengan pemegang saham. Rencananya, BNI akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham pada Rabu (18/4/2012) lusa.
Sebelumnya diungkapkan bahwa BNI berencana menerbitkan obligasi sebesar 500 juta hingga 1 miliar dollar AS. Dana valas dari penawaran obligasi ini akan digunakan untuk memperbaiki struktur pendanaan BNI. Sejak triwulan III-2011, BNI tidak memberikan kre dit valas baru karena menjaga likuiditas valas yang terbatas.
Hingga akhir Desember 2011, sekitar 84 persen dana pihak ketiga BNI berupa rupiah dan 16 persen sisanya berupa valas. Total dana pihak ketiga sebesar Rp 231,29 triliun.
Adapun loan to deposit ratio (LDR) valas tahun 2011 sebesar 88 persen, naik dari tahun 2010 sebesar 63 persen.
JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk dipastikan akan menerbitkan obligasi dalam mata uang dollar AS tahun ini. Izin dari Bank Indonesia sudah terbit.
Direktur Utama BNI, Gatot Mudiantoro Suwondo, saat ditanya wartawan mengakui hal itu. " Benar, izin dari BI sudah ada," kata Gatot di Jakarta, Senin (16/4/2012).
Namun, Gatot menolak menjelaskan lebih lanjut tentang rencana penerbitan obligasi tersebut. Termasuk, saat ditanya mengenai penjamin emisi dan realisasi penawaran obligasi.
Ia berdalih, hal itu harus dibicarakan lebih dulu dengan pemegang saham. Rencananya, BNI akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham pada Rabu (18/4/2012) lusa.
Sebelumnya diungkapkan bahwa BNI berencana menerbitkan obligasi sebesar 500 juta hingga 1 miliar dollar AS. Dana valas dari penawaran obligasi ini akan digunakan untuk memperbaiki struktur pendanaan BNI. Sejak triwulan III-2011, BNI tidak memberikan kre dit valas baru karena menjaga likuiditas valas yang terbatas.
Hingga akhir Desember 2011, sekitar 84 persen dana pihak ketiga BNI berupa rupiah dan 16 persen sisanya berupa valas. Total dana pihak ketiga sebesar Rp 231,29 triliun.
Adapun loan to deposit ratio (LDR) valas tahun 2011 sebesar 88 persen, naik dari tahun 2010 sebesar 63 persen.

BNI Tetap Ingin Akuisisi BPUI

INILAH.COM, Jakarta - Manajemen PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tetap ingin mengakuisisi PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI). Namun rencana tersebut tergantung kepada pemegang saham yaitu pemerintah.

"Bergantung sama owner. Kalau pun kita mau akuisisi, kita mau sekali dayung dua pulau. Kita bantu BUMN dan membantu mengurangi utang negara," ujar Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk Gatot Suwandono, kepada wartawan akhir pekan ini.

Lebih lanjut ia menuturkan, akuisisi BPUI tersebut untuk mensinergikan bisnis yang dijalankan. Pihaknya pun ingin memiliki saham mayoritas bila ingin mengakuisisi. Menurutnya, salah satu pendanaan untuk akuisisi tersebut salah satunya diharapkan dari obligasi rekap yang dimiliki perseroan.

Selain itu, sisa dana hasil penawaran umum terbatas yang dilakukan perseroan pada akhir tahun 2010 juga dapat digunakan untuk akuisisi. Sebelumnya perseroan pada akhir ahun 2010 BBNI melakukan rights issue sebanyak 3,37 miliar saham seharga Rp 3.100 per saham. Total dana yang berhasil terhimpun sekitar Rp 10,44 triliun."Sisa dana hasil rights issue untuk anak perusahan dan masih ada sisa juga untuk investasi," kata Gatot.

Saat dikonfirmasi mengenai ekspansi ke Myanmar, Gatot mengatakan, pihaknya sedang mempelajari terlebih dahulu untuk pengembangan bisnis ke Myanmar. Pihaknya memang diminta oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memfasilitasi BUMN representatif office."Kita buat kantor perwakilan di sana," tutur Gatot.
INILAH.COM, Jakarta - Manajemen PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tetap ingin mengakuisisi PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI). Namun rencana tersebut tergantung kepada pemegang saham yaitu pemerintah.

"Bergantung sama owner. Kalau pun kita mau akuisisi, kita mau sekali dayung dua pulau. Kita bantu BUMN dan membantu mengurangi utang negara," ujar Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk Gatot Suwandono, kepada wartawan akhir pekan ini.

Lebih lanjut ia menuturkan, akuisisi BPUI tersebut untuk mensinergikan bisnis yang dijalankan. Pihaknya pun ingin memiliki saham mayoritas bila ingin mengakuisisi. Menurutnya, salah satu pendanaan untuk akuisisi tersebut salah satunya diharapkan dari obligasi rekap yang dimiliki perseroan.

Selain itu, sisa dana hasil penawaran umum terbatas yang dilakukan perseroan pada akhir tahun 2010 juga dapat digunakan untuk akuisisi. Sebelumnya perseroan pada akhir ahun 2010 BBNI melakukan rights issue sebanyak 3,37 miliar saham seharga Rp 3.100 per saham. Total dana yang berhasil terhimpun sekitar Rp 10,44 triliun."Sisa dana hasil rights issue untuk anak perusahan dan masih ada sisa juga untuk investasi," kata Gatot.

Saat dikonfirmasi mengenai ekspansi ke Myanmar, Gatot mengatakan, pihaknya sedang mempelajari terlebih dahulu untuk pengembangan bisnis ke Myanmar. Pihaknya memang diminta oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memfasilitasi BUMN representatif office."Kita buat kantor perwakilan di sana," tutur Gatot.

9 Kelurahan jadi Kampoeng BNI

Padang Ekspres • Berita Pemerintahan • Rabu, 11/04/2012 13:11 WIB • (frv)

Payakumbuh, Padek—Sebanyak 10 kelurahan penghasilan makanan ringan dan makanan tradisional di Payakumuh, diplot sebagai Kampung BNI. Sepuluh kelurahan itu, terdiri dari 4 kelurahan sentral dan 6 kelurahan pendamping. Empat kelurahan sentral adalah Bulakan Balai Kandi,Kubu Gadang, Payolansek dan Talang.


”Sedangkan enam kelurahan pendamping adalah Tanjuanggadang, Tanjuang-pauah, Padangtingggi, Padangdata, Piliang dan Padang-tangah,” ujar tiga aktivis Komunitas Harapan Nagari Luak Nan Bungsu, yakni Faisal, Iresa Kurnia dan Ronny SR saat berkunjung ke kantor perwakilan Padang Ekspres, pekan lalu.


Komunitas Harapan Nagari Luak Nan Bungsu adalah komunitas nonpolitik yang dipercaya BNI, sebagai fasilitator pembentukan Kampung BNI. ”Lewat Kampung BNI, pelaku UMKM makanan ringan dan makanan tradisional pada 10 kelurahan, akan mendapat kredit lunak dari BNI,” ucap Iresa Kurnia.


Saat ini, tim pembentukan Kampung BNI tengah memfasilitasi, kehadiran kelompok-kelompok pelaku UMKM makanan ringan dan makanan tradisional pada 10 kelurahan. ”Setelah pembentukan kelompok, baru dipersiapkan pembentukan kampung BNI,” imbuh Faisal. (frv)
Padang Ekspres • Berita Pemerintahan • Rabu, 11/04/2012 13:11 WIB • (frv)

Payakumbuh, Padek—Sebanyak 10 kelurahan penghasilan makanan ringan dan makanan tradisional di Payakumuh, diplot sebagai Kampung BNI. Sepuluh kelurahan itu, terdiri dari 4 kelurahan sentral dan 6 kelurahan pendamping. Empat kelurahan sentral adalah Bulakan Balai Kandi,Kubu Gadang, Payolansek dan Talang.


”Sedangkan enam kelurahan pendamping adalah Tanjuanggadang, Tanjuang-pauah, Padangtingggi, Padangdata, Piliang dan Padang-tangah,” ujar tiga aktivis Komunitas Harapan Nagari Luak Nan Bungsu, yakni Faisal, Iresa Kurnia dan Ronny SR saat berkunjung ke kantor perwakilan Padang Ekspres, pekan lalu.


Komunitas Harapan Nagari Luak Nan Bungsu adalah komunitas nonpolitik yang dipercaya BNI, sebagai fasilitator pembentukan Kampung BNI. ”Lewat Kampung BNI, pelaku UMKM makanan ringan dan makanan tradisional pada 10 kelurahan, akan mendapat kredit lunak dari BNI,” ucap Iresa Kurnia.


Saat ini, tim pembentukan Kampung BNI tengah memfasilitasi, kehadiran kelompok-kelompok pelaku UMKM makanan ringan dan makanan tradisional pada 10 kelurahan. ”Setelah pembentukan kelompok, baru dipersiapkan pembentukan kampung BNI,” imbuh Faisal. (frv)

Layani Nasabah di Indonesia Kyoto Bank Kerjasama Dengan BNI

TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Salah satu bank daerah yang berasal dari Jepang Kyoto Bank yang berpusat di Kawasan Shimogyo Prefektur Kyoto, menandatangani kerjasama dengan Bank Negara Indonesia (BNI), untuk melayani nasabahnya yang tinggal di Indonesia.
Kerjasama antara Kyoto Bank dan BNI mencakup pembukaan rekening baru dan penyimpanan uang, serta penyebaran informasi mengenai kondisi moneter Indonesia kepada para nasabah Kyoto Bank di Indonesia.
Ini merupakan kerjasama pertama BNI dengan bank di daerah Kansai. Sebelumnya BNI juga telah menjalin kerjasama dengan sejumlah bank di Jepang, seperti Juroku Bank (Prefektur Gifu), Hokuriku Bank (Prefektur Toyama), Gunma Bank, Chugoku Bank (Prefektur Okayama), Kagoshima Bank, Hiroshima Bank, dan Fidea Holdings (Prefektur Miyagi).
BNI yang telah memiliki lebih dari 1,300 cabang di seluruh Indonesia, diharapkan dapat melayani nasabah Kyoto Bank, yang terdiri dari 96 perusahaan Jepang dan tersebar di 173 lokasi di seluruh Indonesia.
Selain itu, agar dapat melayani nasabahnya dengan baik, rencananya Kyoto Bank juga akan mengirimkan staf warga Jepang yang akan bertugas di Japan Desk BNI.
Kyoto Bank berdiri sejak tahun 1941, dan di luar negeri hingga saat ini telah memiliki cabang di Hong Kong dan Shanghai, serta bekerjasama dengan Industrial and Commercial Bank of China Limited, Bank of China, dan Kasikorn Bank Thailand.

TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Salah satu bank daerah yang berasal dari Jepang Kyoto Bank yang berpusat di Kawasan Shimogyo Prefektur Kyoto, menandatangani kerjasama dengan Bank Negara Indonesia (BNI), untuk melayani nasabahnya yang tinggal di Indonesia.
Kerjasama antara Kyoto Bank dan BNI mencakup pembukaan rekening baru dan penyimpanan uang, serta penyebaran informasi mengenai kondisi moneter Indonesia kepada para nasabah Kyoto Bank di Indonesia.
Ini merupakan kerjasama pertama BNI dengan bank di daerah Kansai. Sebelumnya BNI juga telah menjalin kerjasama dengan sejumlah bank di Jepang, seperti Juroku Bank (Prefektur Gifu), Hokuriku Bank (Prefektur Toyama), Gunma Bank, Chugoku Bank (Prefektur Okayama), Kagoshima Bank, Hiroshima Bank, dan Fidea Holdings (Prefektur Miyagi).
BNI yang telah memiliki lebih dari 1,300 cabang di seluruh Indonesia, diharapkan dapat melayani nasabah Kyoto Bank, yang terdiri dari 96 perusahaan Jepang dan tersebar di 173 lokasi di seluruh Indonesia.
Selain itu, agar dapat melayani nasabahnya dengan baik, rencananya Kyoto Bank juga akan mengirimkan staf warga Jepang yang akan bertugas di Japan Desk BNI.
Kyoto Bank berdiri sejak tahun 1941, dan di luar negeri hingga saat ini telah memiliki cabang di Hong Kong dan Shanghai, serta bekerjasama dengan Industrial and Commercial Bank of China Limited, Bank of China, dan Kasikorn Bank Thailand.

BNI-PT Air Manado kerjasama pembayaran e-chanel

Manado (ANTARA News) - BNI Cabang Manado bersama PT Air Manado resmi menjalin kerjasama untuk pembayaran rekening air melalui ATM di seluruh Indonesia.

"Kerjasama e-chanel ini kami lakukan untuk memberikan kemudahan kepada seluruh pelanggan PT Air Manado, agar mereka bisa membayar rekening listrik dimana saja," kata Kepala BNI Cabang Manado, Budiamin, di Manado, Senin.

Menurut Budiamin melalui kerjasama ini, para pelanggan PT Air Manado akan mendapatkan kemudahan dalam bentuk fleksibilitas sehingga dimana saja mereka berada, bisa membayar bahkan di luar daerah sekalipun.

"Sebelum kerjasama ini, para pelanggan kan hanya bisa membayar di lokasi tertentu dan dibatasi oleh waktu serta tempat, namun dengan adanya kerjasama ini, maka mereka bisa membayar di mana dan kapan saja," kata Budiamin.

Direktur PT Air Manado, Otniel Kojansouw, mengatakan, dengan kerjasama ini, maka seluruh pelanggan perusahaannya tidak akan merasa kesulitan lagi, jika mau membayar rekening air bisa dilakukan setiap saat.

"Ini memang layanan yang kami tujukan bagi pelanggan yang punya kemampuan keuangan di atas rata-rata karena mereka memiliki simpanan yang cukup di bank sehingga bisa membayar hanya melalui ATM saja," kata Kojansouw. (*)
Editor: Ade Marboen
Manado (ANTARA News) - BNI Cabang Manado bersama PT Air Manado resmi menjalin kerjasama untuk pembayaran rekening air melalui ATM di seluruh Indonesia.

"Kerjasama e-chanel ini kami lakukan untuk memberikan kemudahan kepada seluruh pelanggan PT Air Manado, agar mereka bisa membayar rekening listrik dimana saja," kata Kepala BNI Cabang Manado, Budiamin, di Manado, Senin.

Menurut Budiamin melalui kerjasama ini, para pelanggan PT Air Manado akan mendapatkan kemudahan dalam bentuk fleksibilitas sehingga dimana saja mereka berada, bisa membayar bahkan di luar daerah sekalipun.

"Sebelum kerjasama ini, para pelanggan kan hanya bisa membayar di lokasi tertentu dan dibatasi oleh waktu serta tempat, namun dengan adanya kerjasama ini, maka mereka bisa membayar di mana dan kapan saja," kata Budiamin.

Direktur PT Air Manado, Otniel Kojansouw, mengatakan, dengan kerjasama ini, maka seluruh pelanggan perusahaannya tidak akan merasa kesulitan lagi, jika mau membayar rekening air bisa dilakukan setiap saat.

"Ini memang layanan yang kami tujukan bagi pelanggan yang punya kemampuan keuangan di atas rata-rata karena mereka memiliki simpanan yang cukup di bank sehingga bisa membayar hanya melalui ATM saja," kata Kojansouw. (*)
Editor: Ade Marboen

BNI-REI Luncurkan Aternatif FLPP

JAKARTA--MICOM: PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menggandeng asosiasi pengembang Realestat Indonesia (REI) meluncurkan produk kredit pemilikan rumah (KPR) Griya Idaman.

Fasilitas pembiayaan perumahan itu menawarkan skim kredit untuk masyarakat menengah bawah dengan angsuran ringan dan jangka waktu hingga 20 tahun.

Menurut Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo, produk tersebut secara khusus untuk menjembatani masyarakat yang tidak mendapatkan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang digagas Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera).

"Kami berharap kerja bareng dengan REI ini dapat memfasilitasi masyarakat yang tidak ter-cover program pemerintah melalui FLPP," cetus Gatot seusai penandatanganan kerja sama BNI-REI di sela-sela perayaan ulang tahun REI ke-40 di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (31/3).

Seperti diketahui, adanya beberapa persyaratan baru dalam skim FLPP seperti harga maksimal rumah yang dipatok Rp70 juta dan luas minimal rumah minimal 36 m2 telah menghambat sejumlah penyaluran KPR untuk masyarakat kelas bawah.

Ketua Umum DPP REI Setyo Maharso mencatat, setidaknya dalam tiga bulan pertama 2012 ada 21 ribu rumah yang sudah siap KPR tapi tidak bisa akad kredit karena tertahan aturan tadi. (Pun/OL-5)
JAKARTA--MICOM: PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menggandeng asosiasi pengembang Realestat Indonesia (REI) meluncurkan produk kredit pemilikan rumah (KPR) Griya Idaman.

Fasilitas pembiayaan perumahan itu menawarkan skim kredit untuk masyarakat menengah bawah dengan angsuran ringan dan jangka waktu hingga 20 tahun.

Menurut Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo, produk tersebut secara khusus untuk menjembatani masyarakat yang tidak mendapatkan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang digagas Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera).

"Kami berharap kerja bareng dengan REI ini dapat memfasilitasi masyarakat yang tidak ter-cover program pemerintah melalui FLPP," cetus Gatot seusai penandatanganan kerja sama BNI-REI di sela-sela perayaan ulang tahun REI ke-40 di Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (31/3).

Seperti diketahui, adanya beberapa persyaratan baru dalam skim FLPP seperti harga maksimal rumah yang dipatok Rp70 juta dan luas minimal rumah minimal 36 m2 telah menghambat sejumlah penyaluran KPR untuk masyarakat kelas bawah.

Ketua Umum DPP REI Setyo Maharso mencatat, setidaknya dalam tiga bulan pertama 2012 ada 21 ribu rumah yang sudah siap KPR tapi tidak bisa akad kredit karena tertahan aturan tadi. (Pun/OL-5)

Layar46 Forums

Status Layar 46

 
2012 Layar46 | Blogger Templates for HostGator Coupon Code Sponsors: WooThemes Coupon Code, Rockable Press Discount Code