Website Lainnya

Total Tayangan

LAYANAN

* Akses Layar46 Versi Mobile di: http://bit.ly/mPp8D6 * Download Launcher Blackberry Layar46 di: http://bit.ly/n4BNfg

FAST RESPON

SAYA ADA UNTUK ANDA

layar46. Diberdayakan oleh Blogger.

BNI Stop Kredit Valas untuk Antisipasi Krisi Global




JAKARTA, (PRLM).- PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) mulai September tahun ini menghentikan pemberian kredit valuta asing (valas) baru. Penghentian ini untuk antisipasi gejolak moneter yangh terjadi di pasar uang Eropa dan Amerika.
Dirut BNI Gatot M Suwondo mengatakan hal itu saat pemaparan kinerja BNI Triwulan III/2011, di Jakarta, Kamis (2710). "Kita sudah stop kredit valas yang baru mulai September. Kalau ada yang kita cairankan, itu yang sudah komitmen sebelumnya," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya menfokuskan penyaluran kredit lebih diutamakan ke dalam negari. "Kita ada delapan sektor unggulan yang memiliki pertumbuhan paling tinggi, diantaranya kelistrikan, pertambangan, komunikasi, kontruksi dan bahan kimia," ungkap Gatot.
Kedelapan sektor ini, sambungnya, sejalan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). "Kita harakan ada efek dominonya terhadap percepatan pembangunan ekonomi," tutur Gatot.
Direktur Treasury and Financial Institution BNI Adi Setianto menambahkan likuiditas valas BNI masih terbilang aman. Hal ini ditunjang dari pasokan valas yang ditempatkan perusahaan-perusahaan BUMN, remittance, serta penempatan dana dari perusahaan migas. Saat ini Giro Wajib Minimum (GWM) Sekunder BNI sebesar US$ 600 juta.
Selama triwulan III tahun ini BNI meraih peningkatan laba bersih 37% menjadi Rp 4,06 triliun, naik dibandingkan periode sama tahun 2010 yang sebesar Rp 2,95 triliun. Peningkatan ini didukung pendapatan bunga dan non bunga atau fee based income.
Dijelaskan, kredit yang disalurkan BNI kini mencapai Rp 160,72 triliun atau tumbuh 27% dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 126,07 triliun. Pertumbuhan kredit ini terjadi di semua segmen, yaitu kredit korporasi tumbuh 31,7%, kredit usaha menengah tumbuh 13,2%, kredit usaha kecil tumbuh 17,2% dan kredit konsumer tumbuh 37,8%.
"Sedangkan, komposisinya, kredit korporasi 37,9%, kredit usaha kecil dan menengah 36,5%, kredit konsumer 17,9%, pembiayaan internasional 4,4% dan pembiayaan dari anak perusahaan 3,3%," papar Gatot.
Total aset BNI saat ini mencapai Rp 268,43 triliun atau tumbuh 19% dibandingkan triwulan III 2010. "Di sisi liabilities, dana pihak ketiga (DPK) BNI meningkat 11% dari Rp 183,77 triliun menjadi Rp 204,38 triliun," katanya.
Sementara itu, rasio nonperforming loan (NPL) gross turun dari 4,37% menjadi 3,83% dan NPL net turun dari 0,74 menjadi 0,58%. "Fundamental keuangan juga tetap terjaga dengan baik dengan tingkat coverage ratio dipertahankan di level 121,2%," tuturnya.
Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi (BOPO) turun dari 75,8% menjadi 72,9% dan cost to income ratio (CIR) turun dari 51,8% menjadi 47,8%.
"Peningkatan laba sebesar 37% menyebabkan return on asset (ROA) naik dari 2,6% menjadi 3%. Dilain pihak return on equity (ROE) dari 25,1% menjadi 18,8% akibat penambahan modal dari hasil right issue Desember 2010," jelasnya. (A-78/das)***

0 komentar:

Posting Komentar

Layar46 Forums

Status Layar 46

 
2012 Layar46 | Blogger Templates for HostGator Coupon Code Sponsors: WooThemes Coupon Code, Rockable Press Discount Code