INILAH.COM, Denpasar - Rabu (23/5/2012) siang hingga sore hari, ratusan Warga Desa Adat Kuta dan para Karyawan Bali Kuta Residence (BKR) kembali menduduki kantor BNI Renon Denpasar, Bali.
Akibat aksi pendudukan ratusan massa selama 5 jam itu, aktivitas perbankan di bank milik pemerintah tersebut kembali lumpuh untuk kedua kalinya.
Akibat aksi para pendemo yang menduduki Bank BNI Renon Denpasar ini, para nasabah yang hendak melakukan transaksi perbankan akhirnya gigit jari dan terpaksa mengurungkan niatnya.
Aksi ratusan massa yang kecewa dengan sikap Bank BNI Renon Denpasar sempat di hadang di pintu gerbang Bank BNI oleh aparat kepolisian gabungan jajaran Polda Bali, namun jumlah personil kepolisian yang minim akhirnya berhasil di dobrak pendemo. Pihak
Untuk menghalau massa akhirnya pihak kepolisian menghadang massa di pintu kantor Bank BNI Denpasar.
Koordinator aksi, I Gusti Agung Made Agung mengancam akan membawa massa lebih banyak lagi agar 104 sertifikat pemilik unit BKR segera di kembalikan ke pemiliknya masing-masing dan melakukan pembatalan lelang terhadap BKR setelah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Surabaya.
"Kami akan terus berjuang membela hak-hak kami dan akan terus menduduki kantor bank BNI sampai tuntutan utama kami yakni pembatalan lelang dan penyerahan 104 sertifikat milik unit BKR di penuhi pihak Bank BNI Denpasar," ucap Gusti Agung, usai unjuk rasa di halaman BNI Renon,Denpasar, Rabu (23/5/2012).
Dalam aksi ini, pihak Bank BNI Denpasar, badan lelang serta kurator belum mau memenuhi tuntutan massa, sehingga rencananya besok kamis (24/5/2012) selain menduduki BNI Pusat yang terletak di Jalan Raya Puputan Renon Denpasar, ratusan massa berencana akan menduduki akan menduduki hotel Aston Denpasar yang menjadi lokasi para kurator berada
0 komentar:
Posting Komentar