SEMARANG--MICOM: "BNI Gelegar Expo" 2012
yang digelar di Mal Ciputra Semarang, Jawa Tengah, mulai tanggal 10 Mei hingga
21 Mei diharapkan dapat meningkatkan jumlah tabungan dan targetnya dipatok Rp20
miliar.
"Ini upaya untuk meningkatkan tabungan dan akan banyak sekali kemudahan seperti satu hari langsung mendapatkan persetujuan kredit pemilikan rumah (KPR), hadiah langsung, dan lainnya," kata Head of Consumer and Retail BNI Regional Office of Semarang Agung Dharmawan di Semarang, Kamis (10/5).
Ia mengatakan dalam acara tersebut juga ada "corner Chelsea" yang akan melayani pembuatan ATM dan kartu kredit Chelsea. BNI memang menjalin kerja sama dengan Chelsea.
Selain target meraup Rp20 miliar tabungan, dalam pameran tersebut diharapkan juga dapat membukukan 50 aplikasi untuk kredit pemilikan rumah dan kucuran kredit Rp2 triliun.
Kredit terbesar ada di delapan sektor di antaranya sektor perdagangan, industri makanan, pertanian dan produk hasil pertanian, tekstil, dan properti. "Untuk yang paling menonjol adalah di sektor properti yang bisa lebih dari 27 persen," katanya.
Di Semarang, lanjut Agung, sudah beberapa kondotel yang dibangun dan nilai kredit di sektor ini sejak akhir 2011 hingga sekarang sudah mencapai Rp200 miliar.
Nilai kredit di sektor properti saat ini tercatat Rp800 miliar atau terjadi peningkatan Rp200 miliar dari bulan Desember 2011 yang saat itu tercatat Rp600 miliar.
"Kami memperkirakan kondisi ini (peningkatan kredit di sektor properti) terus membaik apalagi jika infrastruktur pendukung seperti jalan tol Semarang-Solo sudah jadi," katanya.
Pertumbuhan di sektor properti juga terlihat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Meskipun di Yogyakarta sudah banyak tumbuh hotel, masih saja tumbuh hotel-hotel baru dan diperkirakan juga belum akan jenuh.
Terkait adanya regulasi uang muka 30 persen untuk kredit pemilikan rumah, tambah Agung, pihaknya mengakui ada beberapa pengembang rumah yang merasa keberatan karena konsumen akan terpengaruh.
"Antisipasi dari BNI, kami akan menerapkan program bunga cantik yang tahap pertama dimulai pada Maret hingga Juni yakni bunga 6,9 persen dari yang sebelumnya 7,9 persen," demikian Agung Dharmawan. (Ant/OL-2)
"Ini upaya untuk meningkatkan tabungan dan akan banyak sekali kemudahan seperti satu hari langsung mendapatkan persetujuan kredit pemilikan rumah (KPR), hadiah langsung, dan lainnya," kata Head of Consumer and Retail BNI Regional Office of Semarang Agung Dharmawan di Semarang, Kamis (10/5).
Ia mengatakan dalam acara tersebut juga ada "corner Chelsea" yang akan melayani pembuatan ATM dan kartu kredit Chelsea. BNI memang menjalin kerja sama dengan Chelsea.
Selain target meraup Rp20 miliar tabungan, dalam pameran tersebut diharapkan juga dapat membukukan 50 aplikasi untuk kredit pemilikan rumah dan kucuran kredit Rp2 triliun.
Kredit terbesar ada di delapan sektor di antaranya sektor perdagangan, industri makanan, pertanian dan produk hasil pertanian, tekstil, dan properti. "Untuk yang paling menonjol adalah di sektor properti yang bisa lebih dari 27 persen," katanya.
Di Semarang, lanjut Agung, sudah beberapa kondotel yang dibangun dan nilai kredit di sektor ini sejak akhir 2011 hingga sekarang sudah mencapai Rp200 miliar.
Nilai kredit di sektor properti saat ini tercatat Rp800 miliar atau terjadi peningkatan Rp200 miliar dari bulan Desember 2011 yang saat itu tercatat Rp600 miliar.
"Kami memperkirakan kondisi ini (peningkatan kredit di sektor properti) terus membaik apalagi jika infrastruktur pendukung seperti jalan tol Semarang-Solo sudah jadi," katanya.
Pertumbuhan di sektor properti juga terlihat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Meskipun di Yogyakarta sudah banyak tumbuh hotel, masih saja tumbuh hotel-hotel baru dan diperkirakan juga belum akan jenuh.
Terkait adanya regulasi uang muka 30 persen untuk kredit pemilikan rumah, tambah Agung, pihaknya mengakui ada beberapa pengembang rumah yang merasa keberatan karena konsumen akan terpengaruh.
"Antisipasi dari BNI, kami akan menerapkan program bunga cantik yang tahap pertama dimulai pada Maret hingga Juni yakni bunga 6,9 persen dari yang sebelumnya 7,9 persen," demikian Agung Dharmawan. (Ant/OL-2)
0 komentar:
Posting Komentar