Website Lainnya

Total Tayangan

LAYANAN

* Akses Layar46 Versi Mobile di: http://bit.ly/mPp8D6 * Download Launcher Blackberry Layar46 di: http://bit.ly/n4BNfg

FAST RESPON

SAYA ADA UNTUK ANDA

layar46. Diberdayakan oleh Blogger.

BNI-JBIC Jalin Kerja Sama Pendanaan

JAKARTA, investor.co.id- PT Bank Nasional Indonesia (BNI) Tbk akan bekerja sama dengan Japan Bank for International Corporation (JBIC) mengenai pemberian pendaaan.  Kerjasama itu untuk memfasilitasi pendanaan yang diberikan oleh BNI kepada Japan Small Medium Enterprises (JSMEs).

"Pembiayaan ini kita lakukan secara bersama-sama karena mereka lihat Indonesia juga punya prospek yang sangat baik, dan mereka membutuhkan mitra. Oleh karena itu, kami terima dengan tangan terbuka kerja sama ini yang akan dituangkan dalam bentuk MOU," kata Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo di Jakarta, Senin (25/7).

Gatot menambahkan, belum ada nilai yang disepakati dalam kerja sama yang akan ditandatangani pada 28 Juli 2011. "Nggak ada ammount kerja sama. Dia mau invest apa di sini kita sama-sama membiayai," tandasnya.

Menurutnya, dengan adanya proyek MP3EI maka BNI bisa lebih berperan dengan kerjasama JBIC. "Industrinya dari MOU kita analisa lagi. Apa lagi pemerintah nanti ada MP3EI. Nah, untuk kita lebih bisa berperan kalau kita gandeng (JBIC)," tutupnya. (tk)
JAKARTA, investor.co.id- PT Bank Nasional Indonesia (BNI) Tbk akan bekerja sama dengan Japan Bank for International Corporation (JBIC) mengenai pemberian pendaaan.  Kerjasama itu untuk memfasilitasi pendanaan yang diberikan oleh BNI kepada Japan Small Medium Enterprises (JSMEs).

"Pembiayaan ini kita lakukan secara bersama-sama karena mereka lihat Indonesia juga punya prospek yang sangat baik, dan mereka membutuhkan mitra. Oleh karena itu, kami terima dengan tangan terbuka kerja sama ini yang akan dituangkan dalam bentuk MOU," kata Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo di Jakarta, Senin (25/7).

Gatot menambahkan, belum ada nilai yang disepakati dalam kerja sama yang akan ditandatangani pada 28 Juli 2011. "Nggak ada ammount kerja sama. Dia mau invest apa di sini kita sama-sama membiayai," tandasnya.

Menurutnya, dengan adanya proyek MP3EI maka BNI bisa lebih berperan dengan kerjasama JBIC. "Industrinya dari MOU kita analisa lagi. Apa lagi pemerintah nanti ada MP3EI. Nah, untuk kita lebih bisa berperan kalau kita gandeng (JBIC)," tutupnya. (tk)

BNI Raup Laba Rp2,73 Triliun


Senin, 25 Juli 2011, 17:35 WIB
Nur Farida Ahniar, Luqman Rimadi
VIVAnews - PT Bank Negara Indonesia Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp2,73 triliun pada semester I-2011. Laba bersih BNI naik 21 persen dibanding periode sama 2010 sebesar Rp1,93 triliun.

Kenaikan laba itu disebabkan peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 5 persen, pertumbuhan pendapatan non bunga (fee base income) sebesar 6 persen, dan efisiensi yang ditandai penurunan biaya operasional sebesar 2 persen.
"Ini juga disebabkan perbaikan kualitas aset sehingga berhasil menurunkan beban Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) sebesar -25 persen," ujar Direktur Utama Bank BNI, Gatot Suwondo, di Jakarta, Senin, 25 Juli 2011.
Ia memaparkan, penyaluran kredit BNI semester I-2011 tumbuh 21 persen dari Rp126,23 triliun menjadi Rp152,9 triliun. Sementara itu, peningkatan dana murah tumbuh 10 persen, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) nett turun dari 0,9 persen menjadi 0,7 persen. Loan to deposit ratio (LDR) naik dari 68,2 persen menjadi 76,1 persen.
"Peningkatan laba ini menjadikan return on asset naik dari 2,3 persen menjadi 3 persen," tambahnya.
Sementara itu, dengan tambahan modal hasil rights issue pada 2010, rasio kecukupan modal (CAR) berada di level 17,2 persen, sehingga memberikan keleluasaan bagi BNI untuk berekspansi bisnis pada 2011.

BNI, dia melanjutkan, tahun ini fokus pada 6 kebijakan strategis yaitu penajaman segmentasi bisnis di business banking dan konsumsi/ritel, melanjutkan peningkatan kualitas aset, pertumbuhan agresif pada dana murah, dan diversifikasi fee based income, peningkatan efisiensi operasional, peningkatan kualitas layanan dan memperbesar BNI Incorporated. (art)

Senin, 25 Juli 2011, 17:35 WIB
Nur Farida Ahniar, Luqman Rimadi
VIVAnews - PT Bank Negara Indonesia Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp2,73 triliun pada semester I-2011. Laba bersih BNI naik 21 persen dibanding periode sama 2010 sebesar Rp1,93 triliun.

Kenaikan laba itu disebabkan peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 5 persen, pertumbuhan pendapatan non bunga (fee base income) sebesar 6 persen, dan efisiensi yang ditandai penurunan biaya operasional sebesar 2 persen.
"Ini juga disebabkan perbaikan kualitas aset sehingga berhasil menurunkan beban Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) sebesar -25 persen," ujar Direktur Utama Bank BNI, Gatot Suwondo, di Jakarta, Senin, 25 Juli 2011.
Ia memaparkan, penyaluran kredit BNI semester I-2011 tumbuh 21 persen dari Rp126,23 triliun menjadi Rp152,9 triliun. Sementara itu, peningkatan dana murah tumbuh 10 persen, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) nett turun dari 0,9 persen menjadi 0,7 persen. Loan to deposit ratio (LDR) naik dari 68,2 persen menjadi 76,1 persen.
"Peningkatan laba ini menjadikan return on asset naik dari 2,3 persen menjadi 3 persen," tambahnya.
Sementara itu, dengan tambahan modal hasil rights issue pada 2010, rasio kecukupan modal (CAR) berada di level 17,2 persen, sehingga memberikan keleluasaan bagi BNI untuk berekspansi bisnis pada 2011.

BNI, dia melanjutkan, tahun ini fokus pada 6 kebijakan strategis yaitu penajaman segmentasi bisnis di business banking dan konsumsi/ritel, melanjutkan peningkatan kualitas aset, pertumbuhan agresif pada dana murah, dan diversifikasi fee based income, peningkatan efisiensi operasional, peningkatan kualitas layanan dan memperbesar BNI Incorporated. (art)

BNI Habiskan Dana Rights Issue Rp 8,3 Triliun

Jakarta, Detikcom - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) habiskan Rp 8,318 triliun dana hasil penawaran umum terbatas alias rights issue. Sisa dana yang tersedia atas aksi korporasi itu sebanyak Rp 1,898 triliun.

Seperti dikutip dari laporan penggunaan dana rights issue perseroan, Jumat (15/7/2011), perusahaan plat merah itu sudah menggunakan dana sebanyak Rp 8,173 triliun untuk penyaluran kredit korporasi, usaha menegah, usaha kecil serta konsumer.

Sementara sebanyak Rp 144,93 miliar digunakan untuk pengembangan infrastruktur pada teknologi informasi, outlet, dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Sisa dana yang tersedia, sebanyak Rp 1,898 triliun sebagian akan digunakan untuk pengembangan anak perusahaan, yaitu BNI Life, BNI Syariah, BNI Securities dan BNI Multifinance.

Sebelumnya, bank milik negara itu telah meraup dana segar sebanyak Rp 10,216 triliun dengan menerbitkan 3.374.716.060 saham baru dengan nilai nominal Rp 375 per saham. Harga pelaksanaan rights issue ditetapkan 3.100 per saham.


(ang/dnl)
Jakarta, Detikcom - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) habiskan Rp 8,318 triliun dana hasil penawaran umum terbatas alias rights issue. Sisa dana yang tersedia atas aksi korporasi itu sebanyak Rp 1,898 triliun.

Seperti dikutip dari laporan penggunaan dana rights issue perseroan, Jumat (15/7/2011), perusahaan plat merah itu sudah menggunakan dana sebanyak Rp 8,173 triliun untuk penyaluran kredit korporasi, usaha menegah, usaha kecil serta konsumer.

Sementara sebanyak Rp 144,93 miliar digunakan untuk pengembangan infrastruktur pada teknologi informasi, outlet, dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Sisa dana yang tersedia, sebanyak Rp 1,898 triliun sebagian akan digunakan untuk pengembangan anak perusahaan, yaitu BNI Life, BNI Syariah, BNI Securities dan BNI Multifinance.

Sebelumnya, bank milik negara itu telah meraup dana segar sebanyak Rp 10,216 triliun dengan menerbitkan 3.374.716.060 saham baru dengan nilai nominal Rp 375 per saham. Harga pelaksanaan rights issue ditetapkan 3.100 per saham.


(ang/dnl)

Menneg BUMN Restui BNI Akuisisi Bahana

VIVAnewsSelasa, 12 Juli 2011, 19:34 WIB
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar merestui PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk untuki mengakuisisi Bahana Securities. Setelah akuisisi, Bahana Securities bisa dilebur dengan BNI Securities.

"Akuisisi itu saya support, karena terjadi saling menguatkan, jadi bisa saling bantu," kata Menteri Mustafa Abubakar usai pertemuan dengan Komisi XI DPR RI di Gedung MPR-DPR RI, Jakarta, Selasa, 12 Juli 2011.

Mustafa mengatakan tidak masalah jika satu perusahaan BUMN memiliki dua perusahaan sekuritas. Menurut dia, Bahana Securities dan BNI Securities bisa digabungkan. Namun, ia menyerahkan proses akuisisi kepada masing-masing pihak. "Jadi, terserah mereka skemanya bagaimana," tambahnya.

Direktur Keuangan Bank BNI, Yap Tjay Soen, mengatakan pihaknya justru masih menunggu ijin dari pemerintah, terutama terkait proposal yang mereka ajukan. "Sebenarnya kami sudah lama mengincar Bahana," kata dia Jakarta, Selasa, 12 juli 2011.
BNI telah mengirimkan proposal untuk membeli Bahana dengan opsi menukar obligasi rekap BNI. Namun, Kementerian Keuangan tidak menyetujuinya. Mereka menilai lebih baik BNI menjual obligasi rekap yang dimiliki, baru kemudian membeli Bahana dengan uang hasil penjualan itu. (Laporan: Nina Rahayu)
• VIVAnews
VIVAnewsSelasa, 12 Juli 2011, 19:34 WIB
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar merestui PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk untuki mengakuisisi Bahana Securities. Setelah akuisisi, Bahana Securities bisa dilebur dengan BNI Securities.

"Akuisisi itu saya support, karena terjadi saling menguatkan, jadi bisa saling bantu," kata Menteri Mustafa Abubakar usai pertemuan dengan Komisi XI DPR RI di Gedung MPR-DPR RI, Jakarta, Selasa, 12 Juli 2011.

Mustafa mengatakan tidak masalah jika satu perusahaan BUMN memiliki dua perusahaan sekuritas. Menurut dia, Bahana Securities dan BNI Securities bisa digabungkan. Namun, ia menyerahkan proses akuisisi kepada masing-masing pihak. "Jadi, terserah mereka skemanya bagaimana," tambahnya.

Direktur Keuangan Bank BNI, Yap Tjay Soen, mengatakan pihaknya justru masih menunggu ijin dari pemerintah, terutama terkait proposal yang mereka ajukan. "Sebenarnya kami sudah lama mengincar Bahana," kata dia Jakarta, Selasa, 12 juli 2011.
BNI telah mengirimkan proposal untuk membeli Bahana dengan opsi menukar obligasi rekap BNI. Namun, Kementerian Keuangan tidak menyetujuinya. Mereka menilai lebih baik BNI menjual obligasi rekap yang dimiliki, baru kemudian membeli Bahana dengan uang hasil penjualan itu. (Laporan: Nina Rahayu)
• VIVAnews

SBI Securities Resmi Kuasai 25% Saham BNI Securities

Jakarta - SBI Securities Co, Ltd. membeli 25% saham PT BNI Securities senilai Rp 114 miliar. Sisa kepemilikan sahamnya 75% masih dikuasai PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

"Jaringan BNI Securities diiringi teknologi SBI, memungkinkan kami memperluas dan meningkatkan produk yang ditawarkan kepada nasabah," kata Presiden Direktur BNI Securities Jimmy Nyo dalam siaran pers yang diterima detikFinance, Selasa (12/7/2011).

Transaksi tersebut dilakukan pada 8 Juli 2011 lalu. SBI Securities adalah anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh SBI Holdings Co. Ltd dan merupakan perusahaan sekuritas online di Jepang.
Dukungan kuat dari para investor telah menempatkan SBIS sebagai perusahaan sekuritas online nomor satu di Jepang dalam hal account nasabah, neraca, dan nilai perdagangan saham.

SBI Holdings Co., Ltd terdaftar pada Japan Stock Exchange dan merupakan induk perusahaan dari SBI Group. SBI Group sendiri adalah salah satu kelompok finansial yang menawarkan layanan finansial seperti asset management, securities brokerage, investment banking, asuransi, e-commerce.

SBI Group juga memiliki investasi di sejumlah industri termasuk perumahan, real estate dan system solution.
(ang/dnl)
Jakarta - SBI Securities Co, Ltd. membeli 25% saham PT BNI Securities senilai Rp 114 miliar. Sisa kepemilikan sahamnya 75% masih dikuasai PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

"Jaringan BNI Securities diiringi teknologi SBI, memungkinkan kami memperluas dan meningkatkan produk yang ditawarkan kepada nasabah," kata Presiden Direktur BNI Securities Jimmy Nyo dalam siaran pers yang diterima detikFinance, Selasa (12/7/2011).

Transaksi tersebut dilakukan pada 8 Juli 2011 lalu. SBI Securities adalah anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh SBI Holdings Co. Ltd dan merupakan perusahaan sekuritas online di Jepang.
Dukungan kuat dari para investor telah menempatkan SBIS sebagai perusahaan sekuritas online nomor satu di Jepang dalam hal account nasabah, neraca, dan nilai perdagangan saham.

SBI Holdings Co., Ltd terdaftar pada Japan Stock Exchange dan merupakan induk perusahaan dari SBI Group. SBI Group sendiri adalah salah satu kelompok finansial yang menawarkan layanan finansial seperti asset management, securities brokerage, investment banking, asuransi, e-commerce.

SBI Group juga memiliki investasi di sejumlah industri termasuk perumahan, real estate dan system solution.
(ang/dnl)

ATM BNI BANDUNG DI BOM MOLOTOV


Kamis, 30 Juni 2011, 07:42 WIB
 
VIVAnews - Sebuah ATM BNI yang berada di Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Jawa Barat, meledak. Peristiwa itu terjadi pada pukul 02.00 WIB dini hari tadi, Kamis, 30 Juni 2011.

"Terjadi ledakan, diduga itu pakai bom molotov. Tapi mesin ATM BNI tidak sampai hancur," kata petugas jaga Polwiltabes Bandung yang enggan disebutkan namanya saat dikonfirmasi VIVAnews.com.

Uang di dalam ATM tidak hilang. "Karena ATM tidak hancur, jadi uang masih  ada di dalam. Hanya terjadi kerusakan kecil saja," ujarnya.

Akibat ledakan itu, tidak terjadi kebakaran, hanya mengakibatkan kerusakan di mesin ATM dan kaca ruangan.

Mesin ATM lainnya yang berada di dekat ATM BNI, seperti ATM BRI dan Bank Jabar Banten, tidak mengalami kerusakan. "Sekarang sudah dilakukan olah TKP, yang rusak hanya satu saja. Pintu masuk ATM itu yang kacanya pecah," jelasnya.
• VIVAnews

Kamis, 30 Juni 2011, 07:42 WIB
 
VIVAnews - Sebuah ATM BNI yang berada di Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Jawa Barat, meledak. Peristiwa itu terjadi pada pukul 02.00 WIB dini hari tadi, Kamis, 30 Juni 2011.

"Terjadi ledakan, diduga itu pakai bom molotov. Tapi mesin ATM BNI tidak sampai hancur," kata petugas jaga Polwiltabes Bandung yang enggan disebutkan namanya saat dikonfirmasi VIVAnews.com.

Uang di dalam ATM tidak hilang. "Karena ATM tidak hancur, jadi uang masih  ada di dalam. Hanya terjadi kerusakan kecil saja," ujarnya.

Akibat ledakan itu, tidak terjadi kebakaran, hanya mengakibatkan kerusakan di mesin ATM dan kaca ruangan.

Mesin ATM lainnya yang berada di dekat ATM BNI, seperti ATM BRI dan Bank Jabar Banten, tidak mengalami kerusakan. "Sekarang sudah dilakukan olah TKP, yang rusak hanya satu saja. Pintu masuk ATM itu yang kacanya pecah," jelasnya.
• VIVAnews

Layar46 Forums

Status Layar 46

 
2012 Layar46 | Blogger Templates for HostGator Coupon Code Sponsors: WooThemes Coupon Code, Rockable Press Discount Code